Lihat ke Halaman Asli

TBIO 1 Santi

Mahasiswa UIN Khas Jember

Pembagian Hadits Berdasarkan Kuantitas Perawinya

Diperbarui: 20 April 2022   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disusun Oleh :

Santi (211101080029)

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI TADRIS BIOLOGI

TAHUN 2022

ABSTRAK

Hadits Rasulullah saw sampai kepada kita meelalui jalur para perawi. Dengan sendirinya mereka menjadi fokus utama untuk rnengetahui keshahihan atau tidaknya suatu hadits. Karena itu pula para ulama hadits amat memperhatikan keadaan para perawi. Mereka telah membuat berbagai persyaratan yang amat rinci dan pasti untuk menerima riwayat para perawi. lni menunjukkan jauhnya pandangan para ulama hadits, jernihnya permikiran mereka, dan kualitas metode yang mereka miliki.

Pembagian hadits bedasarkan jalur periwayatan dibagi dua yaitu, hadits ahad dan hadits mutawatir. Hal inilah yang jadi perdebatan di antara ulama bahkan ada yang mengatakan bidah, ada yang tetap membaginya dan ada juga yang menganggap lemah hadits ahad dengan mengatakan bahwasannya hadits ahad tidak boleh dijadikan hujjah di masalah akidah. 

Hadits memang penting untuk diteliti keasliannya, terlebih untuk hadits ahad yang banyak di jadikan perdebatan di masyarakat. Lantaran hadits termasuk bagian yang sangat penting dalam pokok ajaran islam sesudah Al-Quran. pengkajian hadits ini sangatlah penting supaya dalil-dalil hadits ahad ini bisa dipertanggung jawabkan sampai kepada Rasulullah SAW.

PEMBAHASAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline