Lihat ke Halaman Asli

Tb Adhi

Pencinta Damai

Jangan Cederai Wibawa Jokowi dengan "Pesan-pesan" Sponsor

Diperbarui: 28 November 2022   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widido pada acara relawan Nusantara Bersatu di SUGBK, Sabtu, 26 November 2022.(Foto: Kompas.com).

JAGAT politik nasional masih diramaikan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo terkait pemimpin nasional dengan kecenderungan "wajah berkerut" dan "rambut memutih", seperti yang disampaikannya pada acara yang digagas relawan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), akhir pekan kemarin.

Lumrah jika kemudian elit politik dan masyarakat awam mengarahkan pernyataan Jokowi pada salah satu figur kandidat calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Namun, wajar juga jika pernyataan Jokowi memancing kekesalan, seperti yang diutarakan beberapa petinggi PDIP. Walau begitu, elit PDIP tidak secara langsung menyalahkan Jokowi.

Mereka melemparkan kekesalannya pada relawan dan lingkungan dekat dari presiden yang dituding kerap membisikkan pesan-pesan sponsor pada presiden, sebagaimana yang disampaikan pada acara di SUGBK itu. Jangan cederai wibawa Jokowi dengan berbagai manuver yang terkesan sebagai pesan sponsor.

Acara relawan memang kerap memberi panggung bagi Jokowi untuk menyampaikan sinyal dukungan Capres 2024. Pada momen itulah Jokowi terkesan mengendorse calon tertentu.

Adi Prayitno, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), bisa memahami kegeraman elit PDIP. Menurut peneliti dari UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, itu, PDIP memandang Jokowi adalah kader mereka. Dan, urusan pilpres adalah urusan Megawati Soekarnoputri, ketua umum PDIP yang memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa capres dari mereka. Bukan urusan relawan dan yang lainnya.

Sebagaimana dikutip dari media, Adi Prayitno menyebut relawan sebagai replika politik Jokowi. Forum relawan menjadi tempat Jokowi bicara soal capres tanpa beban, tak terkecuali kode keras dan endorsement tersebut.

Ahmad Khoirul Umam, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), punya pandangan lebih keras lagi. Menurut dia, seperti dikutip media, konsolidasi relawan Jokowi dan pesan capres "Wajah berkerut" dan "berambut putih" merupakan langkah yang melewati batas.

Jokowi dinilai menyampaikan pesan simbolik yang terlalu vulgar terkait dukungannya pada salah satu figur yang berpeluang di Pilpres 2024 meskipun ia berusaha mengaburkannya dengan tanda-tanda atau semiotika berupa "wajah berkerut" dan "berambut putih".'

Pernyataan endorsement Jokowi pada acara relawan Nusantara Bersatu itu sebenarnya bukan hal yang sama sekali baru. Bila ditilik ke belakang, Jokowi sebelumnya memberikan pernyataan bernada endorsement pada dua kandidat capres lainnya, yakni Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto.

Mungkin masih belum lekang dari ingatan karena ditayangkan langsung juga oleh televisi, bagaimana respon Jokowi saat menghadiri perayaan puncak HUT ke-58 Partai Golkar pada Jumat malam, 21 Oktober 2022, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Kala itu, Jokowi tinggal hingga akhir acara. Biasanya, jika menghadiri suatu acara, Jokowi jarang sekali tinggal sampai akhir acara tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline