Lihat ke Halaman Asli

Tb Adhi

Pencinta Damai

Peran Wushu dan Kickboxing Dalam Meningkatkan Prestasi Bintang-bintang Bela Diri

Diperbarui: 11 November 2022   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Airlangga Hartarto selaku Ketua Dewan Pembina PP KBI saat membuka Kejurnas Kickboxing 2022 di Batam, awal Oktober 2022. (Foto: PP KBI).

SAAT Ini wushu dan kickboxing terus berkembang di Indonesia. Bukan sekadar kebetulan jika kedua cabang olahraga ini dibina oleh Airlangga Hartarto, ketua umum Partai Golkar yang juga Menko Perekonomian. Airlangga menjadi satu di antara sedikit menteri yang sangat menggemari olahraga. Airlangga memimpin langsung kepengurusan Wushu Indonesia (WI) dan menjadi ketua dewan pemnbina di Pengurus Pusat Kick Boxing Indonesia (PP KBI). Tidak mengherankan jika kedua cabor ini maju pesat.

Wushu berasal dari China, sementara kickboxing dari Jepang. Dalam perkembangannya, wushu dan kickboxing tradisional telah mengalami modernitas, sebagaimana yang dikenal sekarang ini. Wushu dan kickboxing bagian dari seni bela diri campuran yang tengah populer dan menjadi tontonan yang mengasyikan di seluruh dunia, tak hanya untuk komunitas bela diri.

Dalam arena seni bela diri campuran, wushu dan kickboxing kini sejajar dengan aneka seni bela diri lainnya seperti Muay Thai hingga Brazilian Jiu Jitsu (BJJ). Aneka seni bela diri itu wajib dikuasai oleh atlet dalam upaya mengalahkan lawannya.

Wushu yang menjadi bagian dari seni bela diri campuran adalah dari disiplin sanda. Sebagaimana kita ketahui, wushu terbagi menjadi dua -- sanda dan taolu. Jika taolu menekankan pada keindahan jurus serta gerakan, sanda tak ubahnya seni bela diri campuran yang mempertemukan dua atlet dalam sebuah arena. Dalam sanda, kedua atlet pun diperbolehkan menggunakan pukulan serta tendangan untuk saling menyerang.

Untuk kickboxing, tak sedikit bagian dari kickboxing yang mewarnai peningkatan kemampuan para atlet yang menekuni seni bela diri campuran dan bertarung di Mix Martial Arts (MMA). Mengutip dari catatan MMA Circle ONE, dalam sepanjang kariernya, tak sedikit atlet ONE asal Indonesia yang memulai perjalanannya lewat wushu sanda.
Faktanya, sejumlah atlet ONE Championship asal Indonesia telah menorehkan prestasi di tingkat nasional hingga internasional lewat seni bela diri ini--dan membuka jalan menuju Circle ONE.

Belum lekang dalam ingatan kita sukses Jeka Asparido Saragih. Atlet bela diri campuran kelahiran 3 Juli 1995 di Desa Bah Pasunsang, Kecamatan Raya, Simalungun, Sumut, ini, sekarang bertarung untuk One Pride MMA dan menuju final Road To UFC (Ultimate Fighting Championship) pada divisi kelas ringan.

Seperti kerap disampaikan, Jeka Saragih menjadi petarung pertama dari Indonesia yang berhasil lolos ke final Road to UFC setelah berhasil mengalahkan petarung Korsel Ki Won Bin di babak semifinal dengan KO di ronde pertama pada duel di Etihad Arena, Abu Dhabi, 23 Oktober 2022.

Jeka Saragih memulai karier bela dirinya dengan menekuni wushu pada tahun 2013 dan memenangkan kejuaran nasional di Yogyakarta dan mendapatkan kesempatan mewakili Sumatra Utara di PON. Ia kemudian beralih menekuni kickboxing, bergabung di sasana Batam Fighter Club (BFC) milik Yakop Sutjipto yang pimpinan Pengprov KBI Kepulauan Riau.

Berbekal dari kemampuannya menekuni wushu, kickboxing serta kemudian Muay Thai dan Brazilian Jiu-Jitsu, Jeka Saragih berani tampil di One Pride MMA, yang membawanya ke pentas Road to UFC.

Banyak atlet penguasa seni bela diri campuran lainnya yang memulai karirnya dengan menekuni wushu. Komunitas wushu Tanah Air mungkin masih mengenal Priscilla Hertati Lumban Gaol, peraih medali dalam Kejuaraan Dunia Wushu tahun 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline