Sekolah merupakan lembaga yang mengelola dan memberikan pembelajaran bagi para peserta didik dengan tujuan untuk membangun kecerdasan, sikap, serta keterampilan diri semaksimal mungkin dalam menghadapi realita kehidupan. Menurut Munadlir (2016) peran sekolah sangat dibutuhkan untuk menghasilkan generasi emas yang bertanggung jawab pada masa depan bangsa dan negara Indonesia sesuai dengan sistem pendidikan nasional Indonesia.
Setiap peserta didik memiliki kondisi yang berbeda-beda, mulai dari latar belakang, karakteristik, budaya, dan kondisi sosial ekonomi yang beragam (Pawestri & Zulfiati, 2020). Guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam memfasilitasi berbagai perbedaan yang ada pada peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi ini adalah ciri khas dari kurikulum merdeka, dimana pembelajaran berdiferensiasi ini dapat memberikan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Tidak semua peserta didik memiliki cara belajar yang sama, oleh sebab itu guru harus dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar setiap peserta didik di kelas. Sebelum memulai pembelajaran guru harus memetakan peserta didik berdasarkan kesiapan belajar peserta didik (readiness), minat belajar peserta didik, dan profil belajar peserta didik.
Elias, dkk. (2021) mengungkapkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan yang dibuat guru dengan berorientasi pada kebutuhan belajar peserta didiknya. Beberapa keputusan tersebut berkaitan dengan: 1) Cara guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang menarik peserta didik untuk mau belajar dan bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, guru juga memastikan peserta didik menyadari bahwa guru akan selalu memberikan dukungan dan bimbingan sepanjang proses pembelajaran; 2) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelas baik bagi guru maupun peserta didik; 3) Penilaian yang berkelanjutan, dimana guru menggunakan hasil asesmen untuk memetakan kemampuan peserta didik untuk menyusun proses pembelajaran berdiferensiasi dan evaluasi pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran yang lebih baik pada pertemuan berikutnya; 4) Bagaimana guru menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan kebutuhan belajar peserta didik, seperti menggunakan sumber belajar yang berbeda, materi yang berbeda, dan penugasan yang berbeda; 5) Manajemen kelas yang efektif, dimana guru harus menciptakan rencana pembelajaran, metode pembelajaran, dan rutinitas yang fleksibel dengan struktur yang jelas, sehingga kelas tetap dapat berjalan dengan efektif meskipun melakukan hal yang berbeda.
Guru dan peserta didik memiliki keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran, dimana tugas guru adalah untuk merencanakan konten yang berhubungan dengan akses belajar dan materi; merencanakan proses pembelajaran untuk menentukan bagaimana cara agar peserta didik memahami sesuatu; dan merencanakan produk atau hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Semua hal tersebut dilakukan oleh guru berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar, serta profil belajar peserta didik
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki beberapa komponen, diantaranya: 1) Konten, diferensiasi konten ini merupakan bentuk implementasi merdeka belajar yang juga erat kaitannya dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Dalam diferensiasi konten ini, guru memodifikasi materi ataupun asesmen pembelajaran berdasarkan hasil pemetaan kemampuan peserta didik; 2) Proses, komponen proses ini mengacu pada bagaimana cara guru memvariasikan proses pembelajaran berdasarkan gaya belajar dan kebutuhan belajar peserta didik; 3) Produk, diferensiasi produk ini berkaitan dengan bagaimana cara peserta didik dalam mengaktualisasikan pemahamannya berdasarkan minat dan bakatnya dalam sebuah karya. Misalnya peserta didik diberi kebebasan untuk membuat tugas dalam bentuk laporan, pidato, puisi, infografis, dll.; 4) Lingkungan belajar, lingkungan belajar ini tidak hanya yang berkaitan dengan sarana dan prasarana belajar saja, tetapi juga segala kondisi atau keadaan di kelas yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran (Ambarita & Simanullang, 2023).
Kurikulum Indonesia sudah banyak mengalami perubahan selama bertahun-tahun dan masih akan terus berkembang. Saat ini Indonesia baru mulai menerapkan kurikulum merdeka di sekolah-sekolah. Kurikulum merdeka ini memberikan kebebasan pada pada guru dan peserta didik untuk menentukan alur pendidikan mereka sendiri sesuai karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik. Salah satu aspek yang penting dalam kurikulum merdeka adalah pembelajaran berdiferensiasi yang mengakui perbedaan individual peserta didik. Peserta didik diberikan pilihan yang bervariasi terkait materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan asesmen pembelajaran. Hal ini berarti pembelajaran berdiferensiasi mempengaruhi ketercapaian target kurikulum merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H