Sudah berjalan satu tahun lebih semenjak pertama kali nya Coronavirus Disease-19 memasuki Indonesia. Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa sistem untuk mencegah dampak dari COVID-19 yaitu salah satunya adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar dan yang terbaru kini adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Bentuknya dalam bidang pendidikan adalah adanya pembatasan pada sistem pembelajaran pada pendidikan formal atau sekolah.
Semenjak pertengahan Maret 2020, kegiatan belajar mengajar di sekolah Indonesia dilakukan melalui pembelajaran daring/jarak jauh. Hal ini tentu langkah terbaik yang dapat dilakukan demi mengurangi adanya dampak dari penyebaran COVID-19.
Kurangnya persiapan dan perencanaan yang matang dalampelaksanaan pembelajaran daring, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia pada jenjang sekolah dasar hingga menengah mengalami penurunan. Kebijakan ini memaksa tenaga pendidik maupun peserta didik bahkan orang tua peserta didik untuk beradaptasi pada perubahan.
Penulis melakukan miniriset yang ditujukan pada peserta didik dan orang tua untuk mengetahui pandangan peserta didik dan orang tua terhadap pembelajaran daring. Pada pertanyaan mengenai kendala dalam pembelajaran dari rumah, jawaban yang paling banyak diterima adalah kendala dari sinyal dan perangkat. Selain itu, hal yang menarik muncul pada peringkat kedua kendala yang paling sering dirasakan oleh peserta didik yaitu lingkungan belajar yang tidak kondusif.
Hal ini kemudian di jelaskan bahwa, banyak peserta didik yang merasakan keadaan rumah yang ramai, tidak ada orang yang dapat ditanyakan mengenai pelajaran, dan kegiatan sehari hari yang mengganggu kegiatan belajar menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Faktor faktor inilah yang rupanya menjadi penyebab adanya rasa malas yang muncul dari peserta didik.
Pada miniriset yang ditujukan pada orang tua peserta didik, kami mendapatkan bahwa 57,2% orang tua peserta didik mendampingi anaknya selama belajar daring. Dari orang tua yang mengisi miniriset, rupanya masih ada kesulitan dari orang tua dalam peran nya untuk mendampingi anaknya belajar, seperti disibukan dengan WFH, urusan domestik, dan lain sebagainya hal ini pun berlaku pada orang tua yang secara aktif mendampingi anaknya belajar. Permasalahan ini menginspirasi tim KKN kami untuk menyelenggarakan webinar dengan tajuk "Optimalisasi Peran Orangtua dalam Membimbing Anak Belajar di Rumah".
Webinar "Optimalisasi Peran Orangtua dalam Membimbing Anak Belajar di Rumah" memiliki tujuan untuk memaksimalkan peran orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman untuk belajar. Webinar ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2021 bertepatan dengan Hari Anak Nasional dengan narasumber yaitu Ika Mustika Sari, S.Pd., M.Pfis. yang merupakan dosen Departemen Pendidikan Fisika UPI sekaligus Ibu Rumah Tangga.
Menurut narasumber, dalam membimbing anak anak selama belajar dirumah, perlu adanya pemberian motivasi, pujian dan apresiasi. Selain itu, kegiatan bersama dengan anak perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan menjaga hubungan dengan anak. Ada pula kegiatan bersama yang direkomendasikan oleh narasumber seperti mendongeng, bermain bersama, maupun menonton film bersama. Terdapat kutipan yang menjadi moto bagi narasumber bahwa "Pandemi, orang tua dan anak harus bahagia!".
Pada pendidikan di masa pandemi ini, peran pendidik yang dahulu diwakilkan oleh guru, kini beralih pada orang tua yang sekarang selalu berada di samping anak. Orang tua memang memiliki kewajiban sebagai pendidik, namun bukan sebagai guru.