Lihat ke Halaman Asli

TAZKIR

SELALU OPTIMIS

Surat Untuk Ibuku yang Telah Tiada

Diperbarui: 22 Desember 2023   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibuku (dok. pribadi)

Bener Meriah-Aceh, 22 Desember 2023

Teruntuk Ibu yang Tercinta

di

Kampung Halaman

Hari ini, saya duduk ditanah rantau yang jauh dari kedua orang tua, dengan pena dan kertas mencoba mengekspresikan rasa terima kasih, cinta, dan penghargaan yang begitu mendalam terhadap Ibu tersayang. Sulit untuk menemukan kata-kata yang cukup kuat untuk menyampaikan betapa berharga Ibu dalam hidup saya. Namun, saya akan mencoba menyampaikan sejauh mungkin, dengan setiap huruf dan kalimat yang saya tulis. Melanjutkan surat ini, saya ingin menyampaikan beberapa momen khusus yang terpatri dalam ingatan saya. Mengingat kembali saat-saat indah dan tantangan yang kita lewati bersama, semakin memperdalam rasa terima kasih saya.

Momen selalu menghangatkan hati saya adalah ketika Ibu mengajarkan saya tentang pentingnya kejujuran dan integritas. Ibu selalu memberikan contoh hidup yang jelas tentang bagaimana kejujuran adalah pondasi yang tak tergantikan dalam menjalani kehidupan. Ingatkan saya pada kali pertama saya membuat kesalahan dan Ibu tidak marah, melainkan memberikan pemahaman dan kesempatan untuk belajar. Itu adalah momen berharga yang membentuk karakter saya, dan saya selalu berterima kasih untuk panduan Ibu.

Banyak cerita indah yang terpatri dalam benak saya, tentang perjalanan kita bersama. Bagaimana Ibu selalu ada untuk memberi dukungan saat saya meraih mimpi, dan bagaimana Ibu tetap tegar ketika kehidupan membawa cobaan. Ingatkan saya pada saat-saat di meja makan, dimana kita berbagi tawa, cerita, dan makanan lezat yang selalu Ibu siapkan dengan penuh cinta. Saat Ibu membuka pintu rumah setiap hari, itu adalah sinyal bagi saya bahwa saya selalu memiliki tempat yang aman untuk pulang.

Pertama-tama, terima kasih, Ibu, karena memberikan kehidupan kepada saya. Dalam momen kelahiran saya, dunia membuka pintunya, dan pertemuan pertama kita terjadi. Saya masih dapat merasakan hangatnya pelukan Ibu tersayang, suara lembut Ibu yang menyanyikan lagu-lagu nina bobo, dan cinta yang tulus yang Ibu pancarkan saat saya pertama kali melihat dunia ini. Itu adalah awal perjalanan panjang kita bersama, sebuah perjalanan yang penuh dengan kebahagiaan, tawa, dan kadang-kadang cobaan.

Seiring berjalannya waktu, saya menyadari betapa besar pengorbanan dan dedikasi Ibu sebagai seorang ibu. Setiap hari, Ibu bangun lebih awal untuk memastikan bahwa kami memiliki sarapan yang lezat dan persiapan yang sempurna untuk hari yang akan datang. Saya ingatkan hari-hari ketika Ibu bekerja keras untuk memberikan kami kehidupan yang nyaman, berjongkok di atas tumpukan pekerjaan rumah tangga, dan tetap menjadi tiang penopang keluarga. Itu adalah kekuatan dan ketahanan Ibu yang memberi saya contoh tentang apa artinya menjadi kuat dan bertanggung jawab.

Ibu tidak hanya memberikan kehidupan fisik kepada saya. Ibu juga memberikan kehidupan emosional dan rohaniah. Dalam setiap sorot mata Ibu tersayang, saya melihat cinta yang tulus dan kasih sayang yang tidak terbatas. Saat saya jatuh dan terluka, tangan lembut Ibu selalu ada untuk mengangkat saya. Saat saya bahagia, senyum Ibu melengkapi kebahagiaan itu. Ibu adalah tempat perlindungan saya, tempat saya merasa aman dan dicintai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline