Lihat ke Halaman Asli

Tazkia Raissa Widyadana

Murid SMAN 28 Jakarta

Cerpen: Manusia Planet Dymos

Diperbarui: 22 November 2020   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

"Kebakaran di Bumi telah membumi hanguskan hampir seluruh permukaan bumi. Hanya tersisa beberapa daerah yang tidak terkena lahapan api, yaitu Greenland, Islandia, Jawa, dan Antartika. Hingga saat ini pemerintah dari berbagai negara tengah berupaya untuk..."

Siaran dari televisi hologram menarik perhatian Hana yang tengah menyeduh teh. Lagi-lagi berita tentang kerusakan di Bumi. Sudah sepuluh tahun sejak terakhir kali ia berkunjung ke Bumi, kini nampaknya keadaan di Bumi semakin parah.

Sekarang adalah tahun 2078, tahun di mana Bumi mungkin sudah tak lagi layak untuk dihuni karena terjadi kerusakan di mana-mana. Sejak tahun 2059, telah dibuka pemukiman baru di luar Bumi, lebih tepatnya di planet Dymos, sebuah planet baru yang ditemukan oleh NASA pada tahun 2031. 

Dymos memiliki kemiripan yang serupa dengan Bumi, bahkan Dymos juga mempunyai atmosfer dengan lapisan yang sama seperti Bumi. Penemuan planet ini sontak menggemparkan dunia pada masa itu karena setelah beribu-ribu tahun lamanya keberadaan Dymos baru dapat diketahui.

"Cik, nenek tinggal di Jawa, kan?" Hana bertanya kepada adiknya, Ciko.

Sang adik mengangguk. "Iya, di Semarang kalau gak salah. Kenapa?"

"Gak apa-apa sih, tapi aku kasihan sama nenek. Melihat keadaan Bumi yang semakin memburuk rasanya aku ingin membawa nenek pindah ke Dymos. Bumi sudah gak layak untuk ditinggali oleh makhluk hidup," balas Hana yang disetujui oleh adiknya.

Keadaan Bumi sekitar 25 tahun terakhir benar-benar memprihatinkan. Terjadi kebakaran hutan yang kemudian meluas dan membumi hanguskan berbagai wilayah. Banyak penyakit yang mewabah dan mengakibatkan terganggunya kelangsungan perekonomian kala itu. Hana dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Dymos sepuluh tahun yang lalu karena tak sanggup hidup berdampingan dengan kondisi Bumi yang semakin parah.

Namun, ada satu hal yang mengganjal untuknya. Sang nenek memilih untuk tetap tinggal di Bumi dan tak ingin pindah ke Dymos karena katanya, "Nenek lahir dan besar di Bumi, bukan di Dymos. Sekeras apapun kamu meminta Nenek untuk pindah, Nenek tidak akan mau."

Hana dapat mengerti maksud dari ucapan neneknya, tetapi melihat keadaan Bumi yang seperti ini bukankah lebih baik bagi manusia untuk menyambung kehidupan di Dymos?

"Cik, menurut kamu apakah Bumi bisa kembali seperti dulu lagi?" tanya Hana sembari menuangkan air ke dalam gelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline