Lihat ke Halaman Asli

Galau karena Tidak Dianggap Penting di Sebuah Kelompok dan Organisasi

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Galau karena pergaulan adalah ketika seseorang merasa dirinya tidak dianggap penting disebuah lingkungan pergaulannya. Perasaan dianggap sebelah mata oleh orang lain yang menjadikan dirinya begitu rendah di mata teman - teman sekitarnya, seperti di kampus, Sekolah bahkan kelompok masyarakat itu sendiri.

[caption id="" align="aligncenter" width="555" caption="Galau karena tidak dianggap penting deviantart.com"][/caption]

Kadang kalanya gue pun merasa bahwa gue nggak begitu dipandang sebagai bagian dari sebuah kelompok , misalnya ucapan apa pun yang keluar dari mulut gue sering kali tidak disepelekan oleh orang - orang dikelompok itu. Padahal Gue sebagai bagian dari kelompok tentu ingin didengar atas ide yang gue punya untuk kelompok tersebut. Tapi sayangnya gue seringnya di sepelekan atas kekurangan gue. Biasanya kalau sudah begitu gue jadi malas untuk bergabung dengan 'mereka', gue keluar diam - diam dan lebih memilih untuk jadi orang yang Individualias karena lebih bebas menggunakan ide gue untuk diri gue sendiri.

"Lebih penting reputasi semata dan Karakter?"

Reputasi adalah tentang apa yang orang lain tentang kamu. Reputasi biasanya diberikan kepada A, karena si A selalu menampakan dirinya sebagai orang yang pintar ngomonglah, bersuara keraslah dan selalu terlihat sebagai orang yang hebat. Dan gue bukanlah orang yang ingin dieluh - eluhkan dengan penilaian orang lain bahwa gue hebat, karena menurut gue reputasi itu cuma tentang apa yang orang bilang.

Karakter adalah tentang bagaimana kamu mengenali diri kamu sendiri, contohnya adalah gue mengenali diri gue sebagai orang yang pendiam, berbicara di dalam pikiran dan jarang mengutarakan sesuatu secara lisan karena alasan tertentu, misalnya karena buruknya artikulasi vokal gue dan sulitnya gue untuk berbicara dengan keras.

Biasanya ketika gue punya ide gue hanya akan mengutarakan ide tersebut kepada orang - orang yang berjenis pendengar yang baik. Ya, kelebihan orang pendiam yang jarang berbicara seperti gue, gue lebih bisa mengenal siapa orang yang sebenarnya yang 'mulutnya dua' sehingga lebih banyak ngomong tapi ga berkualitas, dan siapa yang telinganya benar - benar 'lebih dari dua' sehingga dia lebih banyak mendengarkan.

Reputasi dan Karakter dua - duanya sama - sama penting. Tapi menurut gue akan sangat penting jika seseorang benar - benar memiliki keduanya, bukan cuma memiliki reputasi tapi karakter yang dimiliki orang tersebut sebenarnya hanya sebatas pura - pura yang bukan merupakan sifat aslinya. Di Depan orang banyak ia intelek tapi dibaliknya sebenarnya ia hanya sebatas cari muka belaka, jauh ketika orang - orang ngga ada yang melihatnya dia sebenarnya adalah orang menyimpang.

Bukan hanya berkarakter baik tapi tidak punya reputasi

Di dunia ini menurut gue sangat jarang orang yang punya reputasi baik dan juga karakter yang baik. Karena selama ini yang gue perhatikan lebih banyak orang yang nggak punya karakter baik tapi selalu punya reputasi yang baik. Ada pula yang punya karakter yang baik tapi nggak punya reputasi. Si karakter baik ini selalu tidak memiliki kesempatan untuk menonjol karena selalu dikalahkan oleh si karakter pura - pura 'baik' itu.

Menurut Napolen Hill, cara untuk membangun karakter dan reputasi seimbang adalah dengan tidak mempermalukan diri kita sendiri. Yaitu membangun sifat malu jika diri kita melakukan sesuatu yang sangat terlarang seperti menipu, mencuri dan berbuat yang nggak - nggak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline