Lihat ke Halaman Asli

Mempertahankan Komitmen dengan Proposal

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kriingggg.... alarm subuh membangunkan Tini dini hari ini. Dengan mata yang masih terbuka tiga puluh persen ia mencoba melihat jam digital yang ada di smartphone nya. Matanya langsung terbelalak melihat jam menunjukkan pukul 03.00, seketika itu ia langsung bingung antara jam tiga pagi  atau sore, karena ia memberikan pengaturan am/pm bukan 24 jam. Untuk memastikan dilihatnya teman sekamarnya yang masih pulas tidur, ada kelegaan ketika melihat temannya yang masih tidur belum beraktifitas. “Fiuuhh, kukira udah sorean aja, tapi kenapa hape bisa ngalarm jamsegini ya???” tini mulai flashback semalam sebelum ia tidur, diingatnya dialog sebelum ia tertidur. “Ahh, nyetel alarm jam tiga buat belajar dah, uda dulu nih ngga kuat sama ngantuknya”. “Ah elaaah, tugas belum kelaarrrr! Semalam sampek mana?? Oh komitmen sama proposaal! Proposal mana proposal? Huaaa!”

Dilanjutlah Tini untuk membuka proposalnya, “OMG, ngga ngerti mau nulis apaa???huhuhu”. sejam berlalu Tini melamunkan masa-masa stagnan yang ia alami bersama kekasihnya, ia mulai memutar otak kembali apa yang ia lakukan ketika memasuki masa tersebut. “hmm, latar belakang udah jelas, hal yang pengen aku tahu lagi udah aku rumusin, tujuan udah ketemu mau komit lebih lanjut sampek nikah dan ngejalanin, tapi nikah kan butuh modal sama persiapan, oh iya! Persiapan! Waahh aku harus buat persiapan penelitian ini!”

Bangun jam tiga dini hari membuat Tini menghasilkan ide untuk turun lapangan membuktikan hipotesis awalnya, akankah fakta lapangan yang diperoleh Tini sesuai dengan teori yang telah ia pelajari? Tunggu lanjutan ceritanya yaaa....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline