Lihat ke Halaman Asli

Indikator Penjajahan Barat Abad ini Bernama Kontes Miss World

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Miss world hanyalah menjadi indikator, penjanjagan sampai dimanakah keberhasilan penjajahan Barat pada era sekarang ini terhadap negara timur.

Mungkin pegelaran Miss world hanyalah beberapa hari dan cuma beberapa ratus atau ribu pihak yang terkait dalam penyelenggaraan itu serta hanya di bertempat Bali namun seseorang yang berpikiran besar, negarawan akan memandangnya sebagai suatu hal besar.

Dalam rencana penyelenggaraan Miss Word di Indonesia terkandung makna suatu pertempuran, yaitu antara paham Pengusung kebebasan Barat versus Budaya Ketimuran.
Hal itu karena telah tercipta default image masyarakat bahwa pagelaran Miss World adalah ajang perlombaan kecantikan badaniah, mesti ada buka aurat. Ternafikan walaupun dari kecerdasan, pengetahuan atau yang dikenal sebagai inner beauty menjadi faktor penentu dalam ajang kontes Miss World namun sudut pandang masyarkat secara umum arahnya pada image buka-bukan. Dan meskipun di Bali tidak ada sesi buka-bukaan dan menggantinya dengan sarung sebagaimana Gubernur Bali, namun yang dipakai adalah image bawaan (default) berupa kecantikan=buka aurat.

Kenapa pagelaran kontes Miss World direncanakan hanya di Bali?
Hal itu semakin memperkuat asumsi benarnya bahwa image kontes Miss World adalah ajang berani buka aurat. Bagaimanapun di Indonesia sampai beberapa dasawarsa hanya Balilah yang dikenal sebagai daerah tujuan wisatawan non domestik yang mereka bisa bebas berpakaian minim, bahkan pernah dikenal ada daerah pantai yang turis mancanegara sampai bisa membuka pakaian bahkanpun pakaian dalamnya.
Walaupun di Bali mungkin masih dengan alasan ketimuran dengan bisanya penduduk asal berpakaian minim, kemben dalam acara adat dsb tapi tentu saja dalam hal permisif dalam minimnya berpakaian dengan turis mancanegara hanyalah ibarat "sesama burung akan berkumpul dengan sesama jenisnya."

Setelah sebelumnya negara timur Indonesia diinfiltrasi, bahkan didikte melalui media, film, issue HAM, jargon kesetaraan gender, propaganda kebebasan, pertukaran pelajar, isu kiblat mercusuar pendidikan, kapitalisme dkk dll dsb dst.

Hendaklah dipahami bahwa penolakan pagelaran miss world diadakan di indonesia itu bukanlah langkah orang-orang Indonesia dari baik menuju sangat baik.
Melainkan hanyalah, Pencegahan untuk menolak melorotnya level peradaban Indonesia dari biasa ke arah sangat jelek.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline