Apakah anda lebih tertarik untuk berlibur ke Wakatobi apabila Wakatobi dipromosikan oleh selebriti?
Tetapi seorang teman anda yang hobinya travelling telah merekomendasikan anda untuk berlibur ke Mandalika. Destinasi mana yang akhirnya anda pilih? Saran siapakah yang lebih anda percaya?
Jika anda tidak terbujuk untuk mengunjungi sebuah destinasi wisata hanya karena tempat tersebut dipromosikan oleh selebriti, maka anda bergabung dalam kelompok mayoritas responden yang menjawab angket ini di media online.
Crafty versus naluri dasar manusia yang sentiasa mencintai kejujuran. Karena itu sahabat dan keluarga lebih dipercaya dibandingkan selebriti dengan jutaan penggemar dan followers.
Demikianlah adanya. Survei berkata, perihal keputusan dalam memilih destinasi wisata, mayoritas orang di Asia Pasifik (termasuk Indonesia) lebih percaya kepada saran dari sahabat, keluarga atau koleganya dibandingkan promosi yang dilakukan oleh selebriti.
Nampaknya hal ini mulai bertentangan dengan trend pemasaran wisata yang berlaku global saat ini hingga setidaknya di dekade terakhir.
Taylor Swift, penyanyi AS dinobatkan menjadi Duta Wisata kota New York. Arnold Schwarzenegger dilantik jadi Duta Wisata kota Madrid, Spanyol. Rihanna, penyanyi "Umbrella", diangkat jadi Duta Wisata Barbados.
Psy yang populer karena lagu Gangnam Style, dinobatkan jadi Duta Wisata Korea Selatan. Peraih emas Olimpiade dan pemecah rekor dunia, Usain Bolt, jadi Duta Wisata Jamaika. Christy Chung sebagai Duta Wisata Wonderful Indonesia 2016 (untuk pasar Tiongkok).
Jadi itulah faktanya. Kita butuh data dan kejelian. Perubahan trend pada konsumen dan pesatnya perkembangan teknologi pemasaran seolah mengaburkan segalanya.
Sebagai salah satu industri terbesar dan tercepat perkembangannya di dunia karena bersifat multi player effect (ini berarti sekali dayung dikayuh, dua tiga pulau terlampaui), sektor pariwisata telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi sebuah negara, antara lain dalam meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja.
Karena itu, semakin banyak negara memacu pembangunan sektor pariwisatanya untuk dapat terus bersaing di tingkat global memperebutkan kue pariwisata yang seksi.