Lihat ke Halaman Asli

Bina Insan Mulia, Pelopor SMK Broadcast Pertelevisian Berbasis Pesantren

Diperbarui: 10 Januari 2018   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia di studio

Pesatnya kemajuan teknologi yang telah mengubah berbagai tatanan kehidupan ini mendapatkan perhatian serius dari Pesantren Bina Insan Mulia, utamanya terkait dengan bagaimana menciptakan respon yang tepat untuk sebuah perubahan yang sedahsyat sekarang ini.

"Sebagai lembaga yang menerima amanat untuk menyediakan layanan pendidikan agama (tafaqquh fiddin), mengembangkan dakwah, dan 

mengembangkan masyarakat, maka pesantren perlu menciptakan respon yang kreatif terhadap perubahan", papar pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli, Lc., MA.

Berdirinya SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia menjadi respon yang nyata terhadap perubahan itu. SMK ini beroperasi sejak tahun 2012 dan menjadi SMK Broadcast Pertelevisian berbasis pesantren pertama di Indonesia.

Menurut Kyai Imam Jazuli, SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia, sebagai salah satu unit pendidikan di bawah Pesantren Bina Insan Mulia, harus berbeda dengan SMK pada umumnya.

Tujuan utama SMK ini bukan membekali santri-santri dengan keahlian professional di bidang broadcast dan pertelevisian semata. Ini nomer dua. Tujuan utamanya adalah membekali mereka berbagai cara berdakwah di masyarakat nanti dengan menggunakan skill mereka di bidang broadcast dan pertelevisian.

"Setelah menyelesaikan dari SMK ini bisa saja mereka ada yang jadi artis, host, programmer acara, penyanyi, menjadi tenaga professional atau pengusaha di bidang pertelevisian, namun di atas dari semua itu, Pesantren Bina Insan Mulia telah menanamkan kesadaran identitas bahwa mereka adalah santri yang punya tanggung jawab untuk berdakwah di masyarakat", tegas Kyai Imam Jazuli.

Dari tangan-tangan reatif santri SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia ini telah lahir banyak lagu. Di penghujung tahun 2017 kemarin, mereka meluncurkan album Sang Kyai yang di dalamnya memuat 4 lagu dengan genre yang bermacam-macam, mulai dari pop, reggae, dangdut, dan rock and roll.

Minat santri pada program SMK ini terbilang bagus. Dari jumlah 1000 santri yang belajar di Pesantren Bina Insan Mulia, 200 dari mereka bersekolah SMK ini.

Agar kiprah mereka di masyarakat nanti dapat menjangkau kebutuhan local dan global, selain dibekali pendidikan keislaman ala pesantren, seperti Al-Quran, Al-Hadist, dan penguasaan berbagai Kitab Kuning, mereka juga diwajibkan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi harian.

Bahasa Inggris dijadikan materi penting karena, menurut Dr. Ubaydillah, Direktur BIM Training Center, Pesantren Bina Insan Mulia, kebutuhan dunia terhadap dai-dai yang bias menguasai materi keislaman dan teknologi cukup tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline