Lihat ke Halaman Asli

Iqbal Tawakal

Rumah Perubahan

Sudjiwo Tedjo : Kemerdekaan Dalam Kidung Kekasih

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13452175611163099132

Hari ini, 17 Agustus 2012, bertepatan dengan perigatan nasional hari kemerdekaan Republik Indonesia. Hari Kemerdekaan tahun ini cukup spesial. Salah satu di antara beberapa yang menjadikannya spesial adalah peringatan tahun ini masih diperingati pada bulan suci ramadhan. Seolah tidak kehilangan semangat perjuangan, bangsa Indonesia tidak ketinggalan dalam peringatan hari yang emosional ini. Apresiasi kebangsaan tidak pernah padam digelorakan. Ini satu hal yang patut kita banggakan.

[caption id="attachment_200843" align="aligncenter" width="300" caption="sumber : photobucket"][/caption] Di antara bentuk apresiasi itu, adalah salah seorang tokoh nasional sekaligus seniman kita, Sudjiwo Tedjo, mengapresiasi kemerdekaan dengan mengeluarkan sebuah karya berupa video klip. Video klip ini berjudul Kidung Kekasih ini ditulis oleh Agus Noor dan disutradarai oleh Fajar Nugroho. Tentu saja dengan menghadirkan penyanyi aslinya, mbah Sudjiwo Tedjo.

Melalui akun twitter resminya, @sudjiwotedjo, Presiden Jancukers ini berkicau banyak mengenai lagunya kali ini. Uniknya, video berdurasi 3 menit 50 detik ini diupload pada tanggal 17 Agustus tepat pukul 00.00 WIB. Sebuah lagu yang khidmat untuk didengarkan di malam hari. Terdapat sentuhan dan mood klasik dalam lagunya.

Seperti yang diutarakan mbah Tedjo sebelumnya, lagu ini diinspirasikan dari karya klasik Chopin melalui Funeral March dan mood nya sendiri dibangkitkan dari esensi musik Nessun Dorma yang dipopulerkan oleh Pavarotti. Sungguh sebuah sentuhan yang elegan.

Lagu ini sendiri memiliki lirik yang lirih dan teduh. Dengan sentuhan saxophone yang menjadi keahliannya, penyanyi mampu membawa pendengar memasuki ‘dunianya’.Liriknya sarat akan puisi. Dan pastinya dapat memunculkan kemultitafsiran dalam pemahamannya. Seperti kebanyakan karya sastra yang dilagukan. Namun, musik yang disajikan cukup menggugah. Terdapat nuansa kemerdekaan, kemuraman, kesengsaraan, kegetiran, keluguan serta kebahagiaan dalam lagu tersbut.

Hal terpenting yaitu terdapat semangat perubahan dan semangat perjuangan dalam lagu. Seperti layaknya para pejuang kemerdekaan yang telah lebih dulu pergi meninggalkan kita dan mewariskan kemerdekaan, kita sepatutnya juga mewarisi semangat perjuangan-perjuangan itu. Melalui apresiasi dan keliaran berpikir serta kreatifitas yang tiada batas. Tentu semua itu perlu dilakukan untuk mengisi kemerdekaan. Meski nama kemerdekaan tidak akan mati, namun semangat yang ditunjukkan bisa sewaktu-waktu padam.

kita selayaknya mengisi kemerdekaan, karena tong kosong tentu berbunyi nyaring” – Sudjiwo Tedjo

DIRGAHAYU RI ke 67

Sudjiwo Tedjo - Kidung Kekasih

follow me : @wattaww good writings, Indonesia :)))




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline