Teori Timbul Tengelamnya Suatu Peradaban Menurut Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun adalah seorang ilmuwan muslim yang namanya begitu masyhur dikalanggan pemikir dan ilmuwan Barat. Karena pemikiranya dianggap murni dan baru di zaman. Bukunya "Muqadimmah" bahkan dianggap sebagai cikal bakalnya ilmu Sosiologi. Sehinga tidak mengherankan apabila namanya masih tetap dikenang hingga saat ini meskipun beliau hidup ratusan tahun yang lalusebelum kita ada. Diantara sekian banyak teori Ibnu Khaldun berkenaan dengan politik dan sosiologi salah satu yang paling terkenal adalah berkenaan dengan tahapan timbul dan tengelamnya suatu peradaban. Dimana Ibnu Khaldun mengungkapkan lima tahapan suatu negara akan muncul dan tengelam, diantara tahapan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, tahap sukses atau tahap konsolidasi, dimana otoritas negara didukung oleh masyarakat (`ashabiyyah) yang berhasil menggulingkan kedaulatan dari dinasti sebelumnya. Kedua, tahap tirani, tahap dimana penguasa berbuat sekehendaknya pada rakyatnya. Pada tahap ini, orang yang memimpin negara senang mengumpulkan dan memperbanyak pengikut. Penguasa menutup pintu bagi mereka yang ingin turut serta dalam pemerintahannya. Maka segala perhatiannya ditujukan untuk kepentingan mempertahankan dan memenangkan keluarganya. Ketiga, tahap sejahtera, ketika kedaulatan telah dinikmati. Segala perhatian penguasa tercurah pada usaha membangun negara. Keempat, tahap kepuasan hati, tentram dan damai. Pada tahap ini, penguasa merasa puas dengan segala sesuatu yang telah dibangun para pendahulunya. Kelima, Tahap hidup boros dan berlebihan. Pada tahap ini, penguasa menjadi perusak warisan pendahulunya, pemuas hawa nafsu dan kesenangan. Pada tahap ini, negara tinggal menunggu kehancurannya. Tahap-tahap tersebut menurut Ibnu Khaldun akan menurunkan tiga generasi. Pertama, Generasi Pembangun, yang dengan segala kesederhanaan dan solidaritas yang tulus tunduk dibawah otoritas kekuasaan yang didukungnya. Kedua, Generasi Penikmat, yakni mereka yang karena diuntungkan secara ekonomi dan politik dalam sistem kekuasaan, menjadi tidak peka lagi terhadap kepentingan bangsa dan negara. Ketiga, Generasi yang tidak lagi memiliki hubungan emosionil dengan negara. Mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai tanpa memedulikan nasib negara. Jika suatu bangsa sudah sampai pada generasi ketiga ini, maka keruntuhan negara sebagai sunnatullah sudah di ambang pintu, dan menurut Ibnu Khaldun proses ini berlangsung sekitar satu abad.Ibn Khaldun juga menuturkan bahwa sebuah Peradaban besar dimulai dari masyarakat yang telah ditempa dengan kehidupan keras, kemiskinan dan penuh perjuangan. Keinginan hidup dengan makmur dan terbebas dari kesusahan hidup ditambah dengan ‘Ashabiyyah di antara mereka membuat mereka berusaha keras untuk mewujudkan cita-cita mereka dengan perjuangan yang keras. Tahapan Negara Kesatuan Republik Indonesia Apabila kita bercermin pada teori tahapan timbul tengelamnya suatu peradaban negara, maka kita akan mendapat suatu kesamaan sebagaiman yang diungkapkan oleh teori tersebut. Karena itu marilah kita melihat lebih lanjut tahapan tersebut dengan mengaitkan dengan teori Ibnu Khaldun. Pertama, tahap sukses atau tahap konsolidasi, dimana otoritas negara didukung oleh masyarakat (`ashabiyyah) yang berhasil menggulingkan kedaulatan dari dinasti sebelumnya. Hal tersebut sejalan dengan sejarah Republik Indonesia dimana pada masa tersebut masyarakat Indonesia diseluruh penjuru nusantara bersatu melawan penjajahan Jepang dan Belanda. Karena ada semangat patriotisme untuk mengkahiri cengkeraman dari tangan penjajah yang datang ke tanah air. Akhirnya Indonesia berhasil memaksa penjajah untuk keluar dari negeri ini dan Indonesia pun bebas dari tangan penjajah. Artinya Indonesia telah mampu mengantikan dinasti sebelumnya. Kedua, tahap tirani, tahap dimana penguasa berbuat sekehendaknya pada rakyatnya. Pada tahap ini, orang yang memimpin negara senang mengumpulkan dan memperbanyak pengikut. Penguasa menutup pintu bagi mereka yang ingin turut serta dalam pemerintahannya. Maka segala perhatiannya ditujukan untuk kepentingan mempertahankan dan memenangkan keluarganya. Coba anda perhatikan baik-baik!Apakah anda sebagai rakyat Indonesia merasan sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ibnu Khaldun. Saya yakin anda pasti akan menjawab ya, karena Orde Baru dan Orde Lama masih segar dalam ingatan anda. Namun sangat disayangkan karena kita belum bisa membuktikan kebenaran teori Ibnu Khaldun tentang tahapan ketiga dan keempat, meskipun negeri ini hampir mencapai satu abad terbebas dari cengkeraman penjajah. Semoga saja tahapan ketiga dan kedua cepat-cepat dapat kita buktikan. Karena rakyat sudah tidak tahan lagi dengan tahapan kedua dan berharap tahapan tersebut segera berakhir. Referensi: http://www.wikipedia.org Ilustrasi gambar by http://3.bp.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H