Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Rahmat H

Pengamat Sosial

Mati Suri

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

temaram adalah penerima tamu yang baik hati.

ia tak memaksa cahaya segera pulang pagi pagi.

temaram adalah kumpulan doa yang terlampau teduh.

ketika diri mulai mengeluh, temaram datang kemudian erat mencengkeram.

jiwaku digenggam, dibawanya ia ke suatu taman tanpa cahaya.

temaram sembunyikan lumuran darah jiwaku yang tumpah-tumpah.

ia membuatnya tampak utuh, menyatu dalam hitam yang luluh.

temaram memberiku celah untuk menyaksikan rongga-rongga kelam jiwaku sendiri.

ia duduk meringkuk merenungi janji-janji.

kepada bangku taman jiwaku bercerita melalui bahasanya yang bisu.

jika tafsirku tidak keliru, pastilah ia membicarakan kita di masa lalu.

kita yang tak juga mati setelah purnama ketiga berakhirnya dunia itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline