Setiap awal tahun atau periode tertentu banyak orang yang mulai dengan sebuah resolusi dan sejenisnya. Banyak yang begitu bersemangat dalam memulainya, tapi seringkali berakhir dengan "jalan di tempat" pada akhirnya. Coba cek lagi, apa resolusi Anda di tahun lalu? Lalu lihat apakah tercapai di akhir tahun kemarin? Kalaupun tidak, apakah ada yang tercapai sebagian di tahun kemarin? atau jangan-jangan tidak ada yang tercapai sama sekali? Tenang, Anda tidak sendiri. Anda banyak orang yang juga mengalami hal yang sama.
Salah satu hal yang seringkali membuat seseorang itu antusias dan berapi-api di awal memulai resolusi adalah punya tekad yang kuat untuk mencapai tujuan yang sudah dicanangkan. Tapi apa daya, seiring berjalan waktu, tekad hanya tinggal tekad. Motivasi yang awalnya membuncah hanya tinggal kenangan dan begitu seterusnya, apalagi dengan berkedok alasan "ternyata tidak seperti yang aku bayangkan tantangannya......" atau "ternyata tahun ini lebih sulit dari yang aku kira..." dan sebagainya.
Tahukah Anda mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata, tekad yang sudah membuncah di awal untuk mencapai tujuan yang direncanakan itu seringkali kendor, layu dan mati sebelum berkembang. Ya, berikut akan kita ulas 5 hal yang bisa melemahkan tekad kita dalam mengejar tujuan yang sudah kita rancang dengan baik.
1. Usaha
Pemirsa, apa artinya tekad yang kuat tanpa usaha yang maksimal? apa gunanya Anda kuatkan tekad kalau syarat utama dalam mencapai tujuan yaitu usaha Anda abaikan. Hal ini persis apa yang pernah di sampaikan Imam Ali dari sebuah kalimat indahnya..
"Kalau kau mengharapkan suatu kesuksesan, tapi takpernah menempuh jalan-jalan menuju kesuksesan itu, maka itu seumpama kapal yang takkan mungkin bisa berjalan di atas daratan"
Ya, kapal memang normalnya bisa berjalan di air, bukan di darat. Itulah perumpamaan menohok tentang orang yang ingin sukses, tapi tidak pernah menempuh jalan menuju kesuksesan itu. Apa jalan menuju kesuksesan? Usaha, bekerja, bersungguh-sungguh, tekun, berdoa dan sebagainya.
Nah, semakin lemah usaha Anda, maka wajar kalau tekad Anda semakin hari semakin luntur dan layu. Ujungnya bisa ditebak, tujuan atau mimpi yang diharapkan tetaplah menjadi mimpi.
2. Pengaruh Negatif
Masih suka bergaul dengan orang yang sering membelokkan Anda dari tujuan yang ingin Anda capai? Kalau iya, maka berhentilah. Waktu kita sangat terbatas untuk suatu hal yang melemahkan itu. Cukup "say hai" saja dengan orang-orang yang sering memberi Anda pengaruh negatif ini.
Jangan salah, orang-orang ini seringkali dianggap teman, padahal mungkin sebaliknya. Bukankah teman sejati akan membawa kita dan dirinya kepada kebaikan, kesuksesan dan seterusnya? Jika tidak mengarah ke sana, maka segeralah "balik kanan" dari orang-orang ini atau tekad Anda akan terus melemah untuk mencapai mimpi yang sudah ditentukan.
3. Kelelahan Subjektif
Kalau Anda merasa sedang penat dan butuh secangkir kopi, maka seduhlah kopi. Jika Anda merasa ini waktunya melihat indahnya lautan, maka pergilah ke laut. Jika Anda merasa sebaiknya berenang bersama keluarga, maka lakukanlah. Jangan memaksa diri. Ada waktunya Anda mengambil jeda. Jangan terlalu bernafsu untuk mencapai tujuan Anda dalam waktu singkat. Anda perlu mengatur ritmenya. Bukankah nada itu tidak selalu harus "sol la si"? Kita juga perlu nada "do re mi" untuk harmonisasi suara.
Semakin Anda memaksakan diri melebihi batasnya maka potensi kelelahan akan datang kepada Anda. Akhirnya bisa ditebak, semangat dan tekad Anda perlahan akan kendur dan pada akhirnya akan hilang. Jadi, sebelum kelelahan datang mendera Anda, maka perhatikan kapan waktu yang tepat untuk mengambil jeda dan kapan waktu yang sesuai untuk gaspol.