Anda pernah membandingkin diri Anda dengan orang lain? atau justru Anda sering dibandingkan oleh seseorang dengan orang lain? Orangtua terkadang membandingkan anaknya dengan anak tetangga yang dianggapnya lebih baik dalam hal tertentu. Seorang atasan terkadang membandingkan bawahannya yang "kurang" dengan seseorang yang diaggap "lebih".
Adalagi seorang suami atau istri membandingkan pasangan mereka dengan pasangan lain yang dianggap lebih baik dalam beberapa hal dan begitu seterusnya. Lalu pertanyaannya, mengapa orang senang membandingkan? Apakah tepat membandingkan diri kita dengan orang lain, bahkan jikapun hanya untuk sekadar memotivasi?
Ya, mari kita lihat. Ada beberapa alasan kenapa orang senang membandingkan dirinya atau orang yang dikenalnya dengan orang yang lain. Mari kita lihat lebih dekat (markililede).
1. Asyik
Ya, ini adalah alasan pertama. Membandingkan seseorang dengan orang lain terkadang menjadi sebuah "bahan bicara" yang dianggap asyik dan mengasyikkan. Lebih asyiknya, kalimat-kalimat yang digunakan untuk membandingkan seringkali bersembunyi di balik istilah "memotivasi" agar bisa seperti orang yang dibandingkan.
Anda perlu Ingat baik-baik, kalau asyik bagi Anda bisa jadi derita bagi orang lain. Sering-seringlah melihat pakai kacamata orang lain. Jangan hanya pakai teropongmu terus.
2. Kurang Bersyukur
Kalau Anda masih melihat hidup orang lain lebih nikmat dan enak di banding kehidupan Anda saat ini, maka bisa jadi ada syukur yang masih Anda abaikan.
O, ya, Pernahkah Anda mendengar cerita seorang tukang batu yang terus-terusan iri dengan kehidupan orang lain dan minta berganti kehidupan dengan orang lain yang dianggapnya lebih baik? Ya, kapan-kapan saya coba ceritakan detailnya (tidak janji ya).
Lihat ending ceritanya. Ya, tukang batu itu baru menyadari kalau menjadi tukang batu adalah anugerah terindah dalam hidupnya. Adapun di luar sana, sekilas terlihat indah, tapi tidak sesuai dengan jiwanya. Dan Allah Maha tahu yang terbaik untuk setiap kita.
Jadi, coba tatap sekelilingmu sekarang, apalagi yang bisa kau syukuri? cari dan temukan alasan untuk bersyukur.
3. Fokus ke Kelebihan Orang, Bukan ke Kelebihan Diri
Coba sebutkan kelebihan orang terkaya di dunia? Ow, dengan mudah pasti Anda menyebutkan kelebihan orang itu. Kalau orang terkaya di kampung kita? Pun dengan mudah orang bisa menyebutkan kelebihannya.