Lihat ke Halaman Asli

TauRa

TERVERIFIKASI

Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Jangan Cuma Bekerja, tapi Berkaryalah

Diperbarui: 26 Mei 2021   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan sekadar bekerja, berpikirlah untuk berkarya (liputan6.com)

Seorang teman bercerita kalau dia sudah bekerja di sebuah perusahaan selama 11 tahun. Tentu jumlah tahun yang cukup banyak jika dilihat sekilas. Dia bercerita sudah beberapa kali pindah bagian ini dan bagian itu karena dipindahkan oleh atasannya.

Setelah cerita panjang lebar, saya coba bertanya dengan sederhana,

"Karya apa yang sudah dirimu hasilkan selama 11 tahun kerja itu..?"

"Karya..? Ya, intinya aku bekerja aja, brader.." balasnya singkat dan (mungkin) sedikit bingung.

Bekerja Vs Berkarya

Banyak orang yang bekerja ternyata hanya melakukan apa yang menjadi pekerjaan rutinnya sehari-hari, persis yang teman saya lakukan tadi. Salah? tentu tidak. Karena memang itu adalah job desk yang ditentukan oleh perusahaan.

Anehnya, tipe-tipe orang ini justru (terkadang) terlalu banyak menuntut di manapun mereka berada. "seharusnya perusahaan begini ya.." "seharusnya atasan kita begini ya.." dan seterusnya. Ini adalah beberapa contoh kalimat yang sering keluar dari mereka yang ternyata "hanya" bekerja di pekerjaan mereka sehari-hari.

Salah? Silakan Anda tentukan saja sendiri salah benarnya. Setiap orang memang punya hak untuk menyampaikan aspirasi dan suaranya. Tapi jika perusahaan balik bertanya, "apa yang sudah Anda kontribusikan selain pekerjaan rutin Anda..", maka bagi mereka yang punya kesadaran tinggi pasti akan malu untuk banyak mengeluh dan seterusnya.

Tapi tahukah Anda, kalau selalu ada pribadi yang lebih mengedepankan karya dibanding sekadar bekerja? Sederhananya, karya yang Anda kontribusikan di sebuah perusahaan akan lebih lama "menguap" di banding Anda hanya melakukan aktivitas pekerjaan seperti biasa.

Orang yang fokusnya berkarya memang bekerja. Hanya saja kerjanya (biasanya) lebih keras, lebih efektif, lebih profesional dan lain sebagainya. Fokusnya adalah meninggalkan "warisan" dimanapun dia berada, bukan hanya sekadar meninggalkan tempat lama (kantor lama) dan sesegera mungkin mencari tempat yang baru.

Usia produktif Anda saat ini, apakah usia Anda 25 tahun, 30 atau 35 tahun dan seterusnya, mulailah untuk berpikir meninggalkan karya, bukan sekadar bekerja dan hanya bekerja. Bekerja tentu baik dan memang harus begitu, tapi pikirkan apakah pekerjaan itu bisa meninggalkan "warisan" setelah Anda sudah tidak melakukan pekerjaan itu lagi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline