Lihat ke Halaman Asli

TauRa

TERVERIFIKASI

Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Ini 3 Hal yang Sebaiknya Dilakukan di Usia 25

Diperbarui: 12 Mei 2021   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan bandingkan suksesmu dengan orang lain. Setiap kita punya jatah sukses masing-masing (via liputan6.com)

Jika Anda kuliah, maka usia 25 umumnya Anda sudah selesai S1. Jika lanjut, maka 25 tahun Anda bahkan sudah selesai S2. Untuk Anda yang setelah kuliah S1 dan bekerja, maka usia 25 umumnya Anda sudah mulai masuk di level supervisor atau asisten manager jika kerja Anda (cukup) berprestasi. Saya termasuk yang beruntung karena usia 25 saya sudah mencicipi level sales manager waktu itu.

Tentu setiap kita berbeda. Ketika saya memulai bisnis start up saya beberapa tahun kemudian, justru ada beberapa teman lain yang masih berusia belasan tahun yang sudah mulai merintis start up hingga usia dua puluhan atau awal tiga puluhan. Singkatnya, zaman berubah, pendekatan orang berubah, mimpi orang bergeser dan harapan usia pencapaian orang juga berbeda-beda.

Lalu pertanyaannya, khusus untuk kalian yang saat ini ada di usia 25 atau akan berusia 25, apa yang harus kalian lakukan? Tidak ada format bakunya. Saya banyak sekali menjumpai para kaula muda ini ikut berbagai macam pelatikan yang seolah-olah mereka masih bingung apa yang sebenarnya dikejar.

Tidak usah pusing, teman. Berikut panduan singkat yang sebaiknya bisa dilakukan di usia 25 tahun agar hidupmu lebih terarah. Markililede (mari kita lihat lebih dekat)

1. Menikah

Ketika teman-teman saya tahu saya akan menikah di usia 25 tahun, beberapa orang mulai mengejek, meski saya menganggapnya lawakan. Beberapa lagi mengeluarkan kata-kata yang seolah-olah akan membuat saya menyesal menikah di usia muda itu dan seterusnya.

Sekali lagi, saya hanya menganggap mereka lucu-lucuan saja, karena pada akhirnya bukan mereka yang bertanggung jawab terhadap kehidupan saya melainkan saya sendiri. Maka saya lah orang yang paling pantas untuk mengambil keputusan terhadap hidup saya, bukan orang lain. Begitu pikiran tegas saya waktu itu.

Singkat cerita, setelah beberapa tahun kemudian saya sudah punya anak dan karir lumayan menanjak, barulah banyak teman yang mulai menikah dan justru mereka merasa menyesal telah membuang masa beberapa tahun di banding saya. Saya tidak membalas "lawakan" mereka. Justru mereka sendiri yang mengaku kalau pilihan saya tepat. Apalagi jika sekarang berkumpul bersama, mereka merasa lebih "direpotkan" oleh bayi yang mana hal itu sudah saya lewati beberapa tahun yang lalu.

Bahkan, ada seorang teman yang sangat menyesal telah menunda menikah, karena baru sekitar 7 tahun kemudian dia memiliki anak. Dia merasa seperti sudah sangat tua baru memiliki 1 bayi di usia akhir tiga puluhan.

Ya, pertimbangkan menikah di usia muda mumpung Anda sehat dan kuat. Yakinlah, rezeki 1 orang akan berbeda dengan rezeki 2 orang. Minimal saya sudah membuktikannya. Allah pasti akan membuka jalan dan rezeki untuk siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam berusaha.

2. Jangan Pilih-pilih Kerjaan (Selagi Halal)

Seorang teman saya sudah bekerja di usia 19 tahun ketika dia masih kuliah. Beberapa teman lain sibuk mengejeknya dan menasihatinya untuk lebih serius belajar dan meninggalkan pekerjaan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline