Lihat ke Halaman Asli

TauRa

TERVERIFIKASI

Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Ini 3 "Kurikulum Ilahi" Miliknya Kaum Hawa

Diperbarui: 6 April 2021   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini 3 kurikulum yang seperti terinstall dalam jiwa kaum hawa (via bola.com)

Kurikulum yang dibuat oleh siapapun oknumnya, bisa dikuasai oleh perempuan maupun laki-laki sama baiknya. Laki-laki banyak yang pintar, perempuan pun sama. Laki-laki banyak yang juara dunia dalam olahraga, perempuan pun banyak, dan begitu selanjutnya. Tentu rasanya kita sudah paham tentang hal ini.

Tapi tahukah Anda, ada minimal 3 kurikulum yang memang justru perempuan akan bisa menguasainya dengan jauh lebih baik dibanding siapapun. 

Ya, saya menyebutnya "kurikulum ilahi" miliknya kaum hawa, yang sayangnya minim atau bahkan tidak kita temukan di kurikulum sekolah hingga strata tertinggi sekalipun.

Baiklah, markililede (mari kita lihat lebih dekat). 

1. Kurikulum "Menjadi Ibu"

Adakah kurikulum ini Anda (para mudi-mudi) dapatkan di bangku sekolah? Kalau tidak pernah Anda dapatkan, lalu kapan Anda mempelajarinya? Ya, aneh bin ajaib. Para kaum perempuan seperti tiba-tiba sudah menguasai ilmu dan seluruh kurikulum menjadi ibu begitu mereka mulai menjadi ibu di hari pertama.

Saya selalu menyampaikan begini, 

"Setiap kita PASTI adalah anak, Tapi tidak setiap kita akan menjadi ibu (atau orangtua)"

Ya, kurikulum ini adalah "kurikulum ilahi" yang seperti terinstall langsung di jiwa seorang wanita begitu dia menjadi ibu. Begitu anak menangis, Ibu langsung tahu apa maksud anaknya. Bandingkan dengan para pria. Saya harap Anda (dan saya) harus jujur mengakui hal ini.

2. Kurikulum "Mendidik Anak"

Apakah setelah menguasai kurikulum "menjadi ibu" semuanya berakhir? tidak, teman. Kurikulum itu ternyata berlanjut dan berseri. Seri selanjutnya adalah para kaum hawa (harus) mampu menguasai kurikulum "mendidik anak".

Apakah mudah mendidik anak? Apalagi di tengah situasi yang katanya tidak  mudah sehingga suami istri harus bekerja keduanya? Tidak teman. Meskipun wanita bekerja, umumnya, mereka tetap menjalankan kurikulum "mendidik anak" dengan tanggung jawab penuh.

Lihatlah, meskipun kita (mungkin) punya asisten di rumah, siapa yang dengan sukarela dan ketekunan yang tinggi mengajari anak-anak kita di rumah? Saya belum menemukan orang yang ketekunan dan keikhlasannya melebihi seorang ibu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline