Saya baru ngeh kalau ternyata tulisan ini belum saya tayangkan. Tapi baiklah, sekarang Anda sudah bisa menikmatinya.
Kompasianival 2020 memang sudah berlalu. Banyak keseruan dan kegembiraan yang dibagikan, termasuk ilmu yang bermanfaat dari para narasumber yang kompeten di bidangnya.
Tetapi ada yang menarik justru terjadi setelah perhelatan itu dilaksanakan. Apalagi kalau bukan sikap orang-orang yang melihat dan merasakan kehadiran Kompasianival ini. Tanpa sadar atau dengan sadar, orang-orang ini menuangkan "uneg-uneg" nya melalui tulisan di K juga dan beberapa yang tersirat dan tersurat bisa kita baca.
Saya tentu saja tidak ingin mencermati acara Kompasianival ini, karena sudah banyak yang mencermati dan mengomentarinya. Tetapi kali ini saya ingin mencoba mencermati "orang yang mencermati" acara kompasianival itu. Kalau istilah yang lagi hits sekarang, saya coba sedikit masuk "deep dive" dari apa yang terlihat.
Baiklah, terkait hal ini, saya melihat setidaknya ada 6 tipe orang pasca berakhirnya acaranya kompasianival, secara khusus bagaimana mereka menyikapi acara itu. Mari kita mulai.
1. Bahagia
Ini tipe pertama. Biasanya di dominasi oleh mereka yang mendapat penghargaan di acara itu. Mereka terlihat bahagia dengan tulus.
"Baca: Cara Menang tanpa mengalahkan"
Orang-orang ini biasanya tetap rendah hati dengan kemenangannya. Tidak latah dengan kemenangan itu. Itu bisa terlihat dari sikapnya yang tetap seperti biasa saja. Tidak ada yang berubah dengan sikap, bahkan "tulisannya" tetap normal dan seperti biasanya dia menulis.
Tipe ini bukan saja merasuki mereka yang menang penghargaan, bisa juga merasuki orang biasa yang bahagia karena sinyalnya selama acara lancar, tidak terganggu dan bisa mengikuti semua rangkaian acara dengan baik. Ini juga bisa menghasilkan pribadi yang bahagia.
2. Senang, Tapi Sok Tak Bahagia
Ini adalah tipe kedua. Bisa jadi dia memenangi penghargaan (bisa jadi lho ya), tetapi dia seolah-olah terlihat "tidak bahagia", dengan menggunakan istilah-istilah, "biasa aja sih..", "aku tetap seperti yang dulu.." dan sebagainya.
Padahal di hatinya senang bukan kepalang karena menang (atau hal lainnya) dalam acara itu. Hati-hati dengan sifat ini, bisa-bisa nanti Allah (sang Pencipta) mengambil rasa bahagia di hatimu, dan kau tidak akan pernah lagi merasa bahagia meskipun kau sedang berada (seharusnya) dalam situasi yang bahagia.