Belakangan kita cukup disibukkan dengan konstelasi politik di Indonesia terlebih pasca pernyataan presiden yang "menyiratkan" akan potensi perombakan kabinetnya.
Media-media terus disibukkan dengan "tebakan-tebakan" siapa yang akan dimasukkan dan siapa yang akan dikeluarkan dan seterusnya. Bahkan, salah satu program acara TV juga secara khusus membahas tentang kotak-katik kabinet jika memang reshuffle terjadi.
Sepertinya hal ini memang menjadi santapan yang menarik untuk disimak dan dibahas selama beberapa waktu ke depan, terlebih bagi para pengamat politik yang pasti akan terus kebanjiran pesanan "Analisis" baik secara online maupun offline.
Tetapi sebelum masuk lebih dalam tentang reshuffle kabinet dan seterusnya itu, sesuatu yang belum bisa diprediksi dan belum pasti kedatangannya, maka ada satu hal yang paling penting untuk kita "Reshuffle" terlebih dahulu yaitu adalah mindset atau pola pikir kita sebagai manusia.
Di tengah situasi pendemi saat ini, apakah ada yang lebih penting dibanding memastikan semua rakyat bisa makan dengan proporsional, mengenyam pendidikan dengan layak dan situasi keamanan yang kondusif? mungkin ada kebutuhan-kebutuhan lainnya, tetapi kebutuhan primer rakyat tetap lah harus menjadi prioritas utama di banding apa pun.
Menarik melihat kembali ucapan Sayyidina Umar Bin Khattab RA, dia berkata:
"Kalau rakyat ku lapar, biar lah aku jadi orang pertama yang merasakan kelaparan itu. dan jika rakyatku kenyang, biar lah aku menjadi orang yang terakhir yang merasakan kenyang itu."
Suatu sikap dan pernyataan yang rasanya tidak mungkin hanya lahir dari kebiasaan sehari-hari, tetapi tentu ada cahaya iman yang terpancar tegas di dalamnya.
Bicara tentang "reshuffle mindset" yang sepertinya lebih penting dibanding reshuffle kabinet yang jika pun terjadi belum tentu akan menghadirkan dampak instan, berikut adalah beberapa "Reshuffle Mindset" yang harus kita miliki di tengah situasi saat ini sebelum terlalu jauh berpikir tentang Reshuffle kabinet:
1. "Reshuffle Mindset" Can't Do menjadi Can Do!
Banyak dari kita yang sudah mendengarkan banyak kisah sukses, mengikuti banyak seminar, melihat di youtube bagaimana caranya bangkit ditengah keterpurukan, namun sayangnya karena memiliki mental can't do.
Maka sebanyak apapun kisah motivasi yang dia dengarkan, tidak mengubah dirinya dan mengubah keadaannya, dia tetap merasa memang tidak bisa melakukan apa-apa di tengah situasi saat ini karena memang tidak bisa,