Lihat ke Halaman Asli

WALHI NTT: Umumkan Pemenang Lomba Menulis Opini

Diperbarui: 1 Juli 2022   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: WALHI NTT


Kupang, 30 Juni 2022. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Eksekutif Daerah Nusa Tenggara Timur (WALHI NTT) telah mengumumkan pemenang lomba menulis opini untuk mahasiswa/i D3-S1 sederajat di seluruh Perguruan Tinggi di Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan lomba ini telah diselenggarakan oleh WALHI NTT dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia (World Environment Day 2022) sejak tanggal 18 Mei hingga 05 Juni 2022.

WALHI NTT memfokuskan bagi para peserta untuk mengangkat berbagai isu krisis lingkungan hidup dan kebijakan pemerintah NTT untuk dapat ditulis menjadi sebuah karya opini. Tema-tema opini yang diangkat WALHI NTT adalah :

 Pertama, Kebijakan kedaulatan pangan,

 Kedua, Kebijakan reforma agraria.

Ketiga, Kebijakan perubahan iklim dan bencana.

Keempat penegakan hukum lingkungan dan korupsi SDA.

Kelima, Kebijakan pelestarian keanekaragaman hayati endemik di NTT, Keenam, HAM dan Lingkungan Hidup, dan ketujuh, Pencemaran Lingkungan hidup.

Perlombaan yang diselenggarakan selama 18 hari hari ini telah mengumpulkan opini mahasiswa NTT sejumlah 118 karya opini, dan melewati masa penjurian selama kurang lebih 25 hari.

Dewan juri dalam kegiatan ini berasal dari kalangan akademisi, jurnalis, dan aktivis di NTT, mereka adalah Didimus Dedi Dhosa, salah satu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unwira Kupang, Gadrida Rosdiana Djukana, SH.,MH, berasal dari Komisi Etik Aliansi Jurnalis Independent, dan Pantoro Tri Kuswardono Direktur Perkumpulan PIKUL, sebagai perwakilan aktivis lingkungan di NTT.

Umbu Tamu Ridi, SH,MH, Ketua Panitian Hari Lingkungan Hidup sedunia WALHI NTT menyatakan, tujuan besar kegiatan ini adalah untuk mengajak publik NTT, secara khusus perguruan tinggi dan para mahasiswa/i NTT, agar melihat isu krisis lingkungan hidup menjadi isu yang penting untuk dapat dikawal secara kolektif, bagi WALHI, Perguruan Tinggi di NTT harus menjadi rumah atau wadah yang mengurai benang kusut, dari berbagai akumulasi krisis lingkungan hidup dan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak mementingkan daya dukung dan masa depan lingkungan hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline