Lihat ke Halaman Asli

Tauhidin Ananda

Hari ini mimpi jadi kenyataan

Membangun Kembali Kebersamaan yang Sempat Renggang

Diperbarui: 29 Juni 2019   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (pixabay)

Sengketa pemilihan Presiden (pilpres) 2019 menemukan akhir pada Kamis, 27 Juni 2019 lalu. Ibaratnya drama Korea yang sempat berlarut-larut dan mengaduk-aduk emosi, hari itu, semua emosi dan tentunya rasa penasaran menemukan puncak dan jawabannya. Akhir sengketa ditandai dengan pembacaan keputusan secara bergantian oleh para hakim Mahkamah Konstitusi.

Pasca pembacaan putusan MK tersebut, terbaca suasana yang saling berbeda 180 derajat. Pendukung 01 jelas meluapkan kegembiraan serta kelegaannya. Karena, putusan tersebut mempertebal legitimasi kemenangan paslon yang didukung. 

Sementara suasana campur aduk antara marah, kecewa, sedih bahkan terpukul mewarnai pendukung 02. Mereka yang tadinya begitu percaya dengan adanya kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) terpatahkan oleh sanggahan serta penolakan dari putusan MK.

Begitulah, pengadilan dunia telah mengetuk palu. Keputusan telah dibuat. Para hakim MK pun telah menyatakan sumpahnya yang hanya takut pada Allah SWT. Tinggal nanti pembuktian sumpah dan keputusan mereka di Mahkamah tertinggi di hadapan pengadil yang Maha Adil.

Tapi itu masih jauh, sementara roda kehidupan masih berputar dan hubungan antar manusia masih berjalan. Dunia pun belum  kiamat. Dan sudah saatnya kebersamaan yang sempat renggang akibat polarisasi kedua kubu kembali dicairkan. 

Tangan perlu kembali bergandengan dan langkah bersama perlu lebih dikedepankan.  Biar bagaimanapun, kita semua anak bangsa yang memiliki kepentingan bersama, yaitu membangun Indonesia yang maju, adil, dan makmur.

Dewasa Sikapi Hasil Pilpres

Untungnya, suasana damai tetap terjaga diantara kedua pendukung paslon dalam menyikapi putusan MK yang membacakan hasil terkait gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU). Pendukung kedua pasangan calon menyikapi hasil Pilpres dengan dewasa. Suasananya terjaga dengan kondusif.

Tanpa ada gejolak berarti, baik sebelum, selama pembacaan putusan, maupun sesudahnya. Bahkan, bila mengamati suasana sekitar gedung MK, bak pasar kaget yang menjadi tempat rejeki para pedagang kecil. Ini pertanda baik. Kedewasaan sudah mulai terpatri di dalam hati masyarakat dalam hal menyikapi hasil demokrasi yang kadang tidak sesuai dengan pilihan hati nurani.

Memang, masih ada suasana panas dan pahit di jagat maya. Para netizen garis keras masih saling serang. Walau demikian, eskalasinya sudah jauh berkurang, dan perlahan akan tenang lagi bagai badai yang telah berlalu.

Kedewasaan dalam menyikapi hasil keputusan MK oleh masyarakat patut disyukuri. Setiap pertarungan demokrasi dalam pemilihan umum pasti akan muncul pemenang, dan pihak yang kurang mendapat kepercayaan. Tidak perlu menyebut pihak yang kalah, karena memang tidak ada. Kubu yang tidak dapat naik ke podium dan memegang tongkat amanah rakyat hanya karena tidak mendapatkan kepercayaan terbesar, itu saja.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline