Lihat ke Halaman Asli

Tauhid Patria

TERVERIFIKASI

karyawan swasta

Karena Kompasiana, Isteri Saya Menulis

Diperbarui: 17 September 2015   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya ingat pertama kali bagaimana Saya dan isteri memulai menulis di Kompasiana. Saat itu November 2014, Saya bersama isteri datang ke gelaran Kompasianival 2014 dengan tujuan hanya untuk melihat dari dekat sosok Ahok dan Ridwan Kamil, kebetulan isteri Saya ‘ngefans’ dengan kedua tokoh yang mempunyai visi bagus dalam memimpin ini. Kebetulan juga lokasi tempat digelarnya acara Kompasianival 2014 adalah di Taman Mini Indonesia Indah yang tidak jauh dari tempat kita tinggal di Cipayung. Jadilah kita dari jauh-jauh hari sudah merencanakan untuk datang ke acara ini.

[caption caption="Saya dan istri di gelaran Kompasianival 2014"][/caption]

Sudah dari bulan Oktober Saya mengunduh tiket gratis untuk bisa masuk ke acara Kompasianival 2014. Saat itu saya belum tahu apa itu Kompasianival meskipun beberapa kali membuka halaman Kompasiana. Ternyata Kompasianival menjadi ajang kumpul-kumpulnya para Kompasianer dalam satu acara yang digelar satu hari penuh dengan aneka jenis acara mulai dari talkshow hingga pertunjukan musik.

[caption caption="Isteri 'Foto bareng' sama Gubernur Jakarta Ahok"]

[/caption]

Akhirnya hari yang dinantikan tiba, 21 November 2014 acara Kompasianival pun digelar dan dari pagi-pagi kita udah bersiap menuju Taman Mini untuk melihat dari dekat sosok Ahok dan Ridwan Kamil. Begitu tiba di Taman Mini kita seperti disajikan aneka jenis stand yang menyajikan aneka jenis hadiah untuk dibawa pulang. Akhirnya satu persatu stand kita datangi biar mendapat hadiah, mulai dari payung dari Western Union sampai tas dari Bank Indonesia kita berhasil dapatkan. Kita begitu menikmati hadir di Kompasianival namun kita jelas-jelas bukanlah Kompasianers.

Siang hari Ahok dan Ridwan Kamil pun hadir satu panggung. Saya melihat isteri Saya begitu senang melihat sosok Ahok hadir di hadapannya, bahkan dia merapat hingga ke depan panggung untuk sekedar bisa bersalaman dengan Ahok. Betapa senangnya isteri Saya akhirnya bisa bersalaman dengan Ahok, bahkan dia begitu semangat mengejar Ahok hingga pintu keluar padahal saat itu isteri Saya sedang hamil muda .

Siang pun berganti malam, hingga pada waktunya pengumuman door prize pun tiba. Begitu satu persatu nomor dibacakan dan ternyata nomor yang Saya pegang menjadi salah satu nomor yang dibacakan oleh MC yang belakangan Saya tahu bernama Mba Citra. Betapa senangnya Saya dan isteri begitu tahu kita keluar menjadi salah satu pemenangnya dan mendapatkan LED TV 32 inci. Hari itu menjadi salah satu hari terindah kita dimana kita pulang membawa banyak hadiah dan bayangan TV LED 32 inci pun sudah di depan mata.

[caption caption="Padahal belum jadi Kompasiana, tapi udah dapat LED TV he..he.."]

[/caption]

Dari acara itu, cerita Saya dan isteri menjadi Kompasianers pun dimulai. Kita berdua jadi sering buka Kompasiana, baik itu dari handphone maupun dari laptop kantor saat bekerja. Kita menjadi tertantang untuk menjadi Kompasianers dan ingin mencoba menulis di kompasiana. Selain itu kita juga tertarik buat ikutan acara-acara nangkring yang diadakan Kompasiana. Saya ingat, nangkring pertama yang Saya ikuti bersama isteri adalah saat pemutaran film Pendekar Tongkat Emas dimana di situ kita berdua terpilih menjadi Kompasianer yang beruntung menyaksikan film garapan Ifa Isfansyah tersebut.

[caption caption="Nangkring pertama bareng isteri di acara Nobar Pendekar Tongkat Emas di Setiabudi XXI "]

[/caption]

Dari sini juga berawal isteri Saya jadi begitu intens untuk menulis. Iya, isteri Saya jadi begitu antusias untuk menulis padahal dia tidak mempunyai background pendidikan menulis. Isteri Saya adalah seorang Geologis yang terbiasa bekerja di tambang, kawasan Kalimantan sana. Semenjak ikut nangkring di Kompasiana, isteri Saya jadi begitu suka menulis bahkan tidak jarang tulisannya menjadi headline di Kompasiana. Kita berdua bahkan jadi sering berdiskusi mengenai tulisan yang dibuat isteri. Bahkan di waktu siang, saat saya sibuk bekerja di kantor, isteri mengirim email tulisannya untuk saya baca dan setelah itu meminta pendapat saya. Saya yang begitu senang melihat isteri mulai menulis tentu saja senang dan selalu memberikan masukan yang positif agar isteri semangat menulis dan selalu membuat tulisan-tulisan untuk Kompasiana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline