Lihat ke Halaman Asli

Ketupat Punya Cerita

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lebaran dan ketupat di Indonesia ibarat sayur dan garam, keduanya dibuat selalu berdampingan oleh banyak orang. Bahkan, sebagian orang menganggap dirinya merasa kurang afdol jika hidangan ini tidak tampak diatas meja. Ya, Ini salah satu fenomena dari sebuah proses perayaan atas momentum yang telah diakui oleh masyarakat tertentu (muslim) sebagai sesuatu yang sangat penting, yang kemudian dielaborasikan dengan sebuah karya yang tampak dan jelas kasat mata yaitu ketupat. Lalu, dari mana sebenarnya asal-usul tradisi ini terjadi?


Tidak ada sejarah yang mencatat secara apik soal tradisi hidangan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus daun kelapa muda ini. Namun, ketupat diperkirakan sudah ada sejak abad 16, saat masuknya Islam ke tanah Jawa. Raden said, biasa dikenal Sunan Kalijaga adalah seniman yang pertama kali memperkenalkan makanan ini melalui program 2 bakda pada masyarakat Jawa di sekitar abad 16, yaitu bakda (Jawa:selesai) lebaran (Jawa:selesai) dan bakda ketupat. Bakda lebaran dilakukan saat tanggal 1 syawal, sedangkan bakda ketupat dimulai seminggu setelah lebaran (disari dari liputan6.com & Wikipedia.com(8/8/2013)).


Seiring berjalannya waktu, makanan ini menjadi hidangan wajib saat hari lebaran. Bahkan, kini ketupat seolah-olah menjadi logo (brand) dalam hari raya idul fitri di indonesia, terlihat dari mulai kartu lebaran hingga media elektronik lainnya, yang selalu bersanding dengan kata-kata lebaran atau idul fitri.


Bungkus ketupat terbuat dari 2 daun kelapa muda yang tergabung secara rumit dan teratur. Tampak sekilas terlihat sangat rumit dan keteraturan itu akan semakin tampak jika kita amati lebih jeli. 2 daun kelapa muda berada dalam jalan yang berbeda dan berujung pada pada tempat yang sama.


Terlepas dari siapa pencipta pertama makanan ini, ketupat terlihat sangat unik, dirancang sedemikian rupa oleh masyarakat indonesia untuk hidangan di awal bulan syawal. Adapun maksud dan tujuan itu hanya ada pada diri kita sendiri dan kita sama-sama punya hak untuk memaknai kembali ketupat secara “bebas”.


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H, Mohon Maaf Lahir & Bathin.


Bandung (8/8/2013).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline