Lihat ke Halaman Asli

Mengertikan pemimpin

Diperbarui: 13 Januari 2016   04:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara tetang seorang pemimpin tentunya akan membahas juga tentang sebuah amanah , di mana menurut imam al-ghazali pada saat di tanyai oleh seorang pemuda yang pertanyaannya" apakah yang paling susah di dunia ini?, lantas ia menjawab yang paling sulit di dunia ini adalah memegang sebuah amanah karena sekali kita teledor maka nerakalah yang akan menunggu" pungkasnya ketika menjawab.

Mengapa demikian? Karena banyaknya beban yang di tanggung seorang pemimpin itulah membuat ia sangat teliti, sabar , berperilaku adil, dan coba mengerti semua keadaan dengan melakukan rekayasa-rekayasa dalam menjalankan amanahnya. Di sini saya akan membahas tentang sifat alamiah yang sejatinya telah di miliki atau melekat di dirinya semenjak lahir.

Pertama, pemimpin haruslah mempunyai sifat problem solver atau orang yang memiliki imajinasi dalam memberikan semangat , dorongan , dan motivasi kepada teman atau bawahannya sekalipun . Apabila ia menjadi seorang yang bisa memberikan solusi yang tepat kepada setiap masalah yang di alami oleh personal/kelompok tentulah ia bisa di anggap sebagai pemimpin , ini juga menasbihkan bahwa pemimpin itu tidak harus ia yang mempunyai jabatan karena di setiap tempatpun di saat ia memberikan pencerahan dia bisa di sebut pemimpin. Kedua, pemimpin harus mempunyai sifat solidarity maker yang menurut saya bagaimana dia di sebut seorang yang berpengaruh apabila tidak bisa membuat suatu kesatuan dalam dinamika kelompok . Pemimpin itu seorang yang bijak bukan ia yang gegabah dalam mengambil keputusan, di dalam kelompok ini ia lebih bisa membangun suasana keakraban antar individu agar berinterakraksi sesuai keinginan untuk mencapai visi yang mempunyai kekuatan dan menumbuhkan kecintaan terhadap bangsa ataupun organisasi.

Sifat alamiah ini merupakan ketetapan yang tentunya sangat melekat kepada pemimpin sendiri , bicara pemimpin kita juga di lahirkan sebagai khalifah bagi dirinya dan alam kesemuanya ini di rangkum menjadi elemen yang membuat rasa sadar tanpa adanya marginalisasi yang sistematis . Sesungguhnya orang-orang yang memiliki jiwa pemimpin hendaknya memperhatikan kesabaran , sabar itu adalah ilmu paling susah di terima pada zaman kotemporer ini akan tetapi satu hal yang paling susah adalah memahami , karena memahami itu sama seperti ketika kita sebagai pemimpin harus peka terhadap setiap lapisan dan harus mengerti apa kemauan dan kebutuhan mereka tanpa menanyakan kembali apa kekurangan seorang pemimpin.

Perjuangan memimpin itu sangatlah susah , lihat saja ketika saya menjadi seorang ketua umum di himpunan mahasiswa jurusan. Dari skup kecil ini banyak hal yang saya dapat dan mencoba berjiwa besar di jiwa muda sangatlah susah tetapi dengan ketulusan untuk belajar demi hari esok akan terus di jalani. Menunda sebuah kebahagiaan itu sangat mulia di tengah budaya hedon di kalangan mahasiswa sekarang ini, orang apatis menanggap sketika bohong atau skeptis namun bagi pejuang semuanya adalah hal biasa yang harus di tertawakan sejenak.

Maka kesimpulan dari semuanya belajar memimpi dan pegang teguh amanah yang telah di emban karena dari ratusan bahkan ribuan hanya 1 orang yan terpilih untuk menjadi pemimpin . Jikalau kalian ingi mencelah pemimpin maka pahamilah apa arti pemimpin dan amanah itu sebenarnya harus di laksanakan oleh semua orang dalam rangka kepentingan bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline