Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Kota yang Gerimis

Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Orang orang berlari. Beranjak pergi. Malam bagai buaian di bawah sinar perak lampu lampu hias. Ini sisi kebahagiaan metropolis, kata orang. Ada yang mesti dibayar untuk sukses dan gaya hidup.

Di sini gerimis bagai batu batu sepi yang perih. Cinta yang tumbuh dalam persaingan. Setiap kita bergulat membuat nama dalam metafor bunga pagi dan impian impian  arti hidup: ada gemuruh pabrik dan kantor kantor virtual yang sibuk. 

Selepas sore tubuh tubuh kita mencari pelepasan dalam ruang ruang percakapan semu. Antar suka dan tidak atau diam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline