Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Penyair Senja

Diperbarui: 17 Agustus 2023   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Laut menghempas rindunya pada sisi malam yang perak di pinggir kota tua. 

Dia, penyair itu, bagai menata serpihan buih buih yang akan jadi hujan. Kapal kapal membawa bayang dari pikirannya. 

Di sini kota telah ditumbuhi besi dan kawat virtual. Seperti bunga pagi yang diam di antara jendela jendela hotel. 

Tak ada buku sejarah dan sosiologi atau rumus rumus logaritma yang mungkin dapat mengukur jarak senja yang segera tiba. 

Di balik jalan jalan yang riuh ke halaman depan rumah, masing akan pulang, untuk mematut wajah. Lalu menyalin kembali serat serat cahaya dalam pecahan waktu yang akan pekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline