Aku menatap sisi dalam etalase sebuah produk kebudayaan yang membiak dalam persepsi persepsi. Rupa rupa benda dalam wacana tubuh dan kebahagian. Suatu intrupsi dari persaingan dan kebebasan untuk menjadi.
Apakah sekolah adalah seonggok rumah produksi ataukah instlasi gawat darurat dalam perjalanan sinapsis otak, menjadi jaringan pembentuk realitas yang tak semu.
Kini kita hidup dalam etalase itu. Dalam skala skala nilai persepsi industri. Dalam imaji dan ilusi. Sehingga sulit untuk keluar dari seonggok diri yang menjadi budaya benda/komoditas.