Mungkin akal yang sehat perlu diistirahatkan. Didiamkan di rumah yang kosong tanpa jendela. Dan kita membayangkan sinar matahari yang merambat tipis menimpa kepala yang sedang tidur.
Bising dan sunyi tak memberi makna lagi. Jauh dan dekat pun sama. Kita membangun pola pola hubungan yang baru.
Di kepala itu tersusun rapi semua kenangan.kenangan yang tak bisa diajak kembali lagi. Ada kolam kecil di bawah kaki bukit. Sungai kecil yang jernih dan sederet tanaman cengkeh.
Kepala yang tidur mungkin sedang menyimpan mimpi buruk. Semacam gambar gambar yang kosong tanpa sketsa tanpa rupa. Gambar gambar yang bergerak mengejar si pemilik kepala hinga ia terbangun di siang yang kemarau.
Ada yang menggaruk garuk dan mencakar cakar di bagian depan kepalanya. Bagian otak frontalnya. Suatu ingatan dan impresi yang mungkin akan tersusun kembali. Tersusun dari lipatan bantal yang bisa terbakar tiba tiba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H