Hujan di pinggir waktu. Aku membaca catatan Malna. Suatu tesis bahasa dan paradigma kata. Hujan deras mengguyur sejak pagi. Mataku menyimpan pisau. Kadang ada rasa bersalah berayun diantara dua mata ini.
Dan hujan masih turun. Di pinggir waktu. Anak anak baru selesai bermandi hujan. Menghangatkan badan mencari pelukan ibu. Mereka menjemput ibu. Mencium tangan ibu. Melihat hujan yang tipis mencumbu daun daun. Debu debu jadi sepi.
Kami menikmati makan siang. Di bawah hujan. Di pinggir waktu. Melupakan sejenak utang negara yang bisa jadi petaka. Tiba tiba aku tersedak. Teringat rekening di Bank. Juga suara video call di seberang meja makan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H