Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Makna Dasar Berhaji

Diperbarui: 25 Mei 2023   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Secara harfiyah berhaji adalah berkunjung ke baitullah(ka'bah)  di Makkah dalam rangka ibadah. Seluruh prosedur ibadah dan prosesi haji adalah napak tilas tradisi Ibrahim AS. 

Pada saat penyempurnaan ka'bah era Ibrahim, ia pernah meminta agar Allah swt menunjukkan cara mereka beribadah (manasik).

Selebihnya, pola manasik itu mengikuti tuntutan Baginda Muhammad saw.

Berhaji menjadi salah satu prinsip dalam agama Ibrahim (Islam), yang menganut ajaran lurus menyembah Allah swt. Tradisi berhaji juga telah berlangsung di era dakwah Nabi Muhammad saw. 

Setiap musim haji tiba banyak para peziarah yang datang ke sana untuk keperluan ibadah, bisnis dan diplomasi.

Adapun perihal ibadah, prosesinya banyak bercampur dengan hal hal syirik yang bertentangan dengan prinsip awal yang dibawa Nabi Ibrahim.

Suku Quraisy (suku nabi Muhammad saw) termasuk yang paling utama dalam melayani para peziarah (berhaji).

Hingga tiba Fathul Makkah (8 hijriyah) barulah sekitaran Ka'bah diseterilkan dan prosesi hajinya kemudian berlangsung seperti kita kenal sekarang.

Wukuf di Arafah (tempat bertemunya Adam dan Hawa di Bumi) merupakan puncak haji. Prosesi ini menggambarkan manusia yang berkumpul dengan beragam latar belakang namun sama dalam tujuan penyembahan.

Berhaji hanya diwajibkan sekali bagi muslim yang mampu. Selebihnya hanya bersifat sunnah.

Dalam banyak riwayat (juga dalam Alquran) sering disebutkan bahwa panggilan berhaji secara zahir pernah dipanjatkan (diserukan) oleh Nabi Ibrahim dari kisaran Ka'bah ke penjuru dunia saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline