Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Gerbang Sunyi (2)

Diperbarui: 2 April 2023   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gerbang Sunyi

Daun waktu telah gugur. Mimpi berhambur. Tubuh ringkih tersungkur. Mata telah kehilangan cahaya. Dua lutut telah merapat dan semua jendela tertutup kuat.

Tersibak semua realitas itu. Kita pun tajam memandangnya. Melampaui satu gerbang sunyi. Kelam dan dingin. Terhimpit diri pada badan bumi yang sempit

Taman barzah terhampar dalam ketakutan dan harapan. Sepi yang hitam menjalar. Seperti tidur panjang dalam ketakutan dan kesangsian.

Hanya perlu amal takwa untuk huru hara yang lebih besar. Seberkas sujud menjelajah gelap di ujungnya. Setitik cahaya ke tepi shirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline