Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Biarlah, Bila Kau Sebut Puisi sebagai Pelarian

Diperbarui: 14 Maret 2023   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku telah memulainya dari daun sejarah yang muda dan anggun. Dalam bening matahari sebelum kemarau yang berat.

Lalu puisi puisi ini menjadi hujan. Hujan yang kadang syahdu dan lembut. Dan kadang pula ngilu dan perih.

Di sini segenap pikiran berkumpul. Mencerna  kompleksitas hidup dalam himpitan himpitan kulutural dan definisi sukses.

Aku percaya pasa puisi yang didengungkan oleh Iqbal di Pakistan, atau Rendra. Atau Sapardi dan Emha. 

Bahwa puisi adalah sebuah jalan. Sebuah jawaban. Setitik cahaya bagi yang menatap rupanya.

Entah engkau menyebutnya apa. Puisi tetap ada saat ia dituliskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline