Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Rindu Sang Hujan

Diperbarui: 19 November 2022   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dia mengenang keping hujan yang jatuh di Baghdad, sebelum sungai tigris penuh oleh darah dan tinta. Pesona Baitul Hikmah yang menjadi menara telah redup dalam 40 hari kepungan Hulagu Khan. Kemarau jadi begitu panjang dan hitam. Rindu sang hujan menimpa bebatuan padang. Mengenang kembali capaian akal dan hikmah yang membelah zaman gelap. Saat Haytam mempelajari cahaya dan Avicenna meracik ramuan sambil menulis puisi dan lagu. Atau Zahrawi yang menyusun kitab bedah dan mendesain alat alatnya. 

Dan di sini, aku tertidur di bawah langit langit yang ditimpa hujan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline