Dia memberi kita kehendak bebas dan mencacahnya dalam pilihan pilihan. Ajaran dan kitab kitab jadi pedoman. Itulah KehendakNya.
Kita menyangka otot yang menggerakkan tubuh kita. Padahal itu adalah tersebab kehendak. Kehendak sadar, ataupun tidak.
Tidak semua kedendak dapat kita latih dan kuasai. Ada titik lemah diri dan memaksa untuk pasrah. Mencerna cahayaNya. Kehendak itu pancaran dari ruh.
Saat tidur misalnya, tak ada kekuatan kedendak kita untuk mengontrol sistem tubuh, kecuali KehendakNya yang telah ia tetapkan. Tiada yang menjamin kehendak kita untuk bangun kembali esok pagi dan mencapai segala mimpi, kecuali yang berlaku hanya KehendakNya dalam pilihan bebas yang Dia tetapkan.
Agar, dengan pilihan pilihan itu, kita tidak bisa lagi berhujjah dan membantahNya di alam pengadilan.