Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Puisi adalah Politik yang Sepi

Diperbarui: 5 Oktober 2022   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin mata puisi dapat melihat Pakistan yang sekarat dan sakit,  tapi puisi tak dapat memutuskan. Tangannya begitu kecil dan tubuhnya seperti ringkih memendam idealisme. 

Beberapa puisi dapat menggerakkan dan menginspirasi, namun ia tetap di ruang sunyi dari gempita dan citra. Konon,  katanya,  jangan campurkan estetika dan politik. Tentu, karena keduanya memiliki ruang etos sendiri untuk mencapai makna. 

Namun, adakah  makna tertinggi selain perbaikan?. Mungkin di sini,  puisi dan politik bisa seiring, sunyi dan ramai riak di perjalanan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline