Aku mengenangmu dalam lampiran waktu. kehilangan selalu memberi makna. Kota kota terus mekar, seperti sedang menjinakkan jiwa.
Buku buku dan catatan akademik telah usang sebelum masuk ke pikiran.
Teori teori kemajuan membanjiri diksi diksi di meja kerja. Kita bergerak menuju kekosongan.
Kesibukan kita mengisi ruang kosong diri sendiri, yang berakhir pada kesimpulan yang berbelit dan panjang, penuh lampiran dan padat dengan catatan kaki.
Sejauh ini, apakah kita akan masih memulainya lagi, abad yang tidur dan waktu menyempit, skala skala industri telah jadi pijakan.
Atau, mungkin kita akan segera jadi bagian lampiran kosong, dalam tatapan nanar, dalam nanah kealpaan yang kental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H