Sebab debu bukan ketiadaan, maka puisi pun begitu, ia bagai setitik kesediaan untuk mencerna kehidupan.
Debu yang halus dan ringan, seakan tak bernilai kemuliaan, maka begitu pun puisi, ia isyarat mantra dan sastra lama yang sarat inspirasi.
Puisi dan debu bertabur di ufuk jiwa, mencibir dan mencerca waktu hanya membawa petaka. puisi meyelaraskan jiwa. debu mewarnai hakikat pencarian.
Puisi menyadarkan diri. debu menginsyafkan jiwa tentang penerimaan
Debu debu terbang bertabur, dan mungkin hilang. Puisi menyinggahi sukma dan menetap di sepanjang jalan yang ditumbuhi pikiran.