Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Menulis Itu Asyik

Diperbarui: 28 Agustus 2022   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebenarnya, semua kita bisa menulis. Menulis adalah kemampuan dasar yang paling awal kita kuasai. Namun lembaga dan kultur kita tidak cukup kuat untuk membangun iklim menulis itu. Utamanya dalam menulis(kan) pikiran, gagasan dan pengalaman. 

Lalu menulis menjadi monopoli kegiatan tertentu, profesi tertentu,  dan menulis belum menjadi tradisi mutu di masyarakat kita. 

Sering disebut bahwa, menulis bersanding dengan membaca, sehingga kualitas bacaan, apresiasi bacaan akan memengaruhi sudut pandang dalam menulis. 

Pada era digital sekarang, dan menulis telah menjadi industri, mestinya menulis semakin asyik. Semakin mudah mengekspresikan gagasan dan pengalaman lewat tulisan, begitu mestinya. 

Dan sekolah sekolah mesti secara teratur mengelola program menulis dan memediasi setiap karya dan bentuk tulisan siswa. 

Sungguh,hanya dengan tulisan bagian peradaban kita bisa ditopang. Tidak hanya cukup dengan tradisi dengar dan gambar. Tradisi menulis mesti memiliki tempat juga di ranah publik dan menjadi kebiasaan utama. 

Menulis akan asyik dan perlu bila nenyatu dengan prinsip nurani. Menulis tentang pengalaman dan sesuai kompetensi akan lebih mengasyikkan lagi, tulisan akan menjadi aset intelektual kita. 

Saat menuliskan semua  gagasan,  seakan kita menyatu,mengalir (flow)  dalam ritme kimiawi tubuh dan pikiran.

Seakan kita sedang membangun jembatan atau bangunan" pikiran baru yang akan dimaknai oleh khalayak. 

Moga  kiranya tulisan itu memberi manfaat dan perspektif yang menyegarkan. Sehingga tidak memberi asyik bagi diri sendiri. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline