Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Celoteh Puisi Inspiratif 34: Tutup Mata

Diperbarui: 7 Agustus 2022   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Celoteh Puisi Inspiratif 34 : Tutup Mata

===

Mungkin perlu kita luruskan dari awal, bahwa perihal tutup mata ada dua makna yang sepertinya bersebelahan,  atau berdekatan.

Yaitu,  tutup mata sebagai penanda seorang sedang tidur. kedua,  tutup mata sebagai gambaran kematian, alias tutup usia.

Agaknya ada makna ketiga,  bahwa tutup mata sebagai respon abai dan tak mau tahu atas sistem sosial kita yang  terkesan semrawut bagai benag kusut.

Para pemikir bilang, awal memperbaikinya dari diri sendiri, namun pakar sosiolog bilang, sistem sosial (pemerintah) yang baik akan menjadi instrumen bagi perbaikan individu.

Atau ada yang memilih tutup mata dalam makna tak lagi membedakan cahaya dan gelap,  tak lagi membedakan  benar-salah,  baik-buruk dst.

untuk itu mesti ada satu level konsensus-otoritatif yang memungkinkan kita bisa selalu melihat dengan mata terbuka, dengan penerimaan dan lapang dada yang  murni, serta berpegang pada satu kalimat yang sama dengan sumber sumber yang otentik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline