Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Kimia Bahagia

Diperbarui: 25 Juli 2022   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini racikan sempurna sang salik Alghazali. Kimiya saadah, alchemy of happiness. Kimia Bahagia. Kimia hati dan Rohani, begitu kata sebagian. 

Alghazali mengkostruksi pengetahuan kimia jabir bin hayyan secara spirituil. Sang ahli kimia dapat meracik perbagai unsur dan substansi materiil.

Maka Alghazali memandang kesufian sebagai jalan kimiawi untuk mencapai kemurnian yang transformatif, kebahagiaan yang autentik,  tanpa batasan,  selain zauq, citarasa (yang tidak bertolak dengan syariat). 

Dalam racikannya, pembentuk utama untuk kebahagian puncak dalam pengabdian (ibadah), mecakup tiga unsur. Pertama, mahabbah. Kedua, mujahadah. Ketiga, riyadhah. 

Rasa cinta positif mesti memenuhi qalbu, hingga penuh ridha,  rela,  dan qanaah, tawakkal penuh gairah, itulah mahabbah.

Mujahadah, ialah kesungguhan tiada henti. Menempuh jalan berat dan mendaki. Memerangi kesenangan diri yang nisbi dan majazi, melawan semua unsur yang mengotori jiwa. 

Riyadhah, pilar mekanisme yang konkret secara zahir syar'i ataupun komitmen kuat dalam menempuh semua wasilah ibadah, (wajib dan sunnah)  agar mencapai puncak bahagia tanpa cela dalam cahyaNya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline