Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Antrian di Warung Kopi

Diperbarui: 26 Februari 2022   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengantre Kopi

******

pagi jam sepuluh,  
pada jam istirahat  kerja
aku ke Mae Kopi,
warung kopi tradisional
yang mashur di aceh barat.

aku mulai mencoba kopi disini setelah direferensi oleh mertua,  enak katanya. dan orang orang juga sering ramai berkunjung:

masih selalu ada yang menyangka,  bahwa mungkin saja,  ada campuran daun" khas Aceh di dalamnya,  padahal tidak pernah dibuktikan.

karena selalu ramai
utama di jam jam tertentu
maka mesti antre,
baik untuk dibawa pulang
atau minum di tempat

sesampai di sana
aku antre di bagian sajian kedua,
artinya aku menunggu sepuluhan cangkir besar-kecil dan gelas gelas yang segera diseduh kopi,  
harganya bervariasi,  dari 5 k sekali pesan atau 20 K yang dikemas dalam kantong plastik biasa.

ada juga yang memesannya dengan termos khusus untuk dibawa ke kantor/ke tempat kerja/ke ladang/ke lokasi memancing.

biasanya yang mengantre berjejer di dekat penyajinya,  atau mereka membentuk lingkaran di sekitar meja saji.  sebagian lain duduk di kursi  dan berbaur dengan pengunjung lain.

mereka yang di dekat penyaji akan selalu asyik melihat barista khas Aceh saat menyeduh kopi itu dengan ayunan tangan yang lincah.

sambil menunggu antrean seduhan kopi, aku membaca teks WA sesekali melihat sajian masakan ala Jepan di saluran televisi di warung ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline