Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Mencari Obat Kantuk

Diperbarui: 25 Januari 2022   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencari Obat Kantuk

***

Aku menguap, kututup dengan sebelah tangan,  sambil kubayangkan kota yang pengap, dan berfikir tentang obat.

Memang,  lelah seharian akan dibalas dengan pengampunan,  tapi kantuk ini
adalah hal lain,  badan begitu penat, rasanya asik bila mandi air hangat. ( istri dan anak anakku telah tidur, seorang lagi sedang hampir tidur sambil memegang buku catatan)

Dan kulihat,  benda benda yang tak kusangka berlarian dari mulutku, keluar dari kepala,   menari nari di sekitar telinga,  lalu menjadi lampu lampu hias di jembatan kota atau di taman malam,  ada sisa rembulan di atasnya.

Di sebuah kamar kerja, aku masih ingin mencari obat kantuk, atau melawannya beberapa menit saja.

Tapi kantuk ini begitu liar, bagai kilatan listrik, dan, Ah... kubiarkan isyarat tubuh
menjinakkan mata,  tanpa kopi atau racikan kimia.

Hanya sekulum doa, berharap PenjagaanNya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline