mencatat sebuah kota
***
aku mencatat dan membuka lembaran lembaran kota utama Alfarabi.
oh, itu seperti sintesa wajah kota lama Yunani dan kisah kisah Persia, yang dicerna lagi dengan murni.
di kitab mashurnya, dia merangkai madinah fadilah sebagai realisasi kota ideal, suatu manifestasi profetik
pada ritmik pengabdian di wadah kehidupan dunia.
kaum cendikia, awam dan jelata atau para aghniya dan penguasa (semuanya) memakai selendang zuhud yang halus, kain sabar yang tipis dalam jalinan interaksi yang harmoni dan madani.
dari interaksi yang saling memengaruhi (arti masyarakat), kota utama Alfarabi mencapai realisasi akal-budi, melebihi premis premis falsafi dan nalar nalar kosong.
Dia Menyindir kita dalam FirmanNya :
inhum illa yazhunnun, mereka hanya mengira ngira : menyangka telah membangun kota kota dan menyalakan cahaya di sepanjang malamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H