Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Kota yang Dihempas Badai

Diperbarui: 14 Januari 2022   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kota yang Dihempas Badai

*****

Ruang ruang menjadi batu
semua rindu dipadu di penginapan
udara yang padat dan batuk
kepada ektase dan obsesi mata tertuju.

Kenangan telah mencuri tidurku
bunga bunga tumbuh di taman buatan
sungai menjalar menggiring kesedihan
jalanan kota ditindih kesibukan.

Malam bagai pelampiasan
yang tak selesai. waktu mematahkan jarum jarum jam. hidup tak lagi merambat. kaki kaki telah jadi belukar
pundak pundak dihimpit asam laknat

Mimpi masih membakar
menjadi kota beragam forma, dalam selaksameta industri,  jasa dan investasi

Anak anak berburu mainan
di ladang fantasi,  menggamit ilusi
dalam genggaman jari
masa depan digital tergambar
di antara alis mata

Aku tak bisa lagi berkabar kepadamu
jaringan sedang sibuk
kota telah dihempas badai

**

Baca juga : narasi musafir dan musibah kota https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61b5b56775ead61f2825a572/narasi-musafir-dan-musibah-kota

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline