Kota yang Dihempas Badai
*****
Ruang ruang menjadi batu
semua rindu dipadu di penginapan
udara yang padat dan batuk
kepada ektase dan obsesi mata tertuju.
Kenangan telah mencuri tidurku
bunga bunga tumbuh di taman buatan
sungai menjalar menggiring kesedihan
jalanan kota ditindih kesibukan.
Malam bagai pelampiasan
yang tak selesai. waktu mematahkan jarum jarum jam. hidup tak lagi merambat. kaki kaki telah jadi belukar
pundak pundak dihimpit asam laknat
Mimpi masih membakar
menjadi kota beragam forma, dalam selaksameta industri, jasa dan investasi
Anak anak berburu mainan
di ladang fantasi, menggamit ilusi
dalam genggaman jari
masa depan digital tergambar
di antara alis mata
Aku tak bisa lagi berkabar kepadamu
jaringan sedang sibuk
kota telah dihempas badai
**
Baca juga : narasi musafir dan musibah kota https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61b5b56775ead61f2825a572/narasi-musafir-dan-musibah-kota
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H