Cemburu Pada Chairil
*****
Ekspresinya yang kental-lestari
bukan semata puisi puisi
sebab puisi dan sajaknya
tidak banyak:
namun semua menjadi
jembatan dimensi
dari masa ke masa
entah sampai kapan,
mungkin sampai
ke seribu tahun lagi.
Terbersit kata eyang Sapardi
puisi chairil seperti datang
dari masa depan,
masa yang telah disentuh
oleh Chairil pada jelajah murni
kedalaman baitnya:
luapan diri paling inti, bukan semata lirik
tapi ringkik jiwa yang menggedor, meronta, mencari jalan kehidupan.
Oo, aku jadi cemburu pada Chairil, Chairilanwar (arti namanya: penerang terbaik) "
mungkin Chairil seperti terkucil
karena kejalangannya,
tapi ia telah menjadi kandil
bagi peremajaan jagad puisi kita
***
Baca juga: andai chairil bersama kita
https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61775a42dfa97e0c745f0862/andai-chairil-bersama-kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H