Cerita Sebatang Pohon: Untuk Ibu
*****
Tentu aku bukan sebatang pohon
tapi mungkin aku bisa disebut
ingin seperti pohon. tumbuh.rindang.berbuah.berbiak dalam peristiwa waktu. lalu aku jadi pasrah dalam tangan tangan besi di pabrik pabrik.
mereka melumatku sedemikian rupa. hingga aku lupa tentang pohon. aku jadi keping keping kubik, menjadi potongan persegi dan lembaran lembaran triplek, aku bahkan terserak jadi serbuk dan menjelma lemari daur ulang. akupun jadi lembaran kertas, bahkan kertas tisu toilet.
Tapi aku hanya selalu senang menjadi lembaran buku, yang mengisahkan serat serat kejiwaan dan kegelisahan akar pohon. aku mengenang itu semua.
mengenang saat saat hujan lebat yang datang. atau para penebang yang garang dan penambang penambang yang membongkar semua rahasia tanah dan lembah lembah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI