Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Bukan Melarikan Diri (Tafakkur 4)

Diperbarui: 30 November 2021   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tafakkur 4 : Bukan Melarikan Diri

*****

Kata orang,
puisi ini adalah caraku
melarikan diri.
melepas diri
dari penat pikir
abstaraksi
dan kekalahan
dalam bentuk lain.

Mungkin benar untuk sebagian kecil
tapi tidak semakna pelarian,
selain ungkapan diri secara sadar
pada peristiwa/gejala tertentu.
dan itu berdasar nilai estetis, etis
dan edukasi sastrawi, suatu jalan sunyi
dari ratusan lintasan yang mungkin
dilalui dengan mata batin.

Segala hal
ada konsep dan  jalannya
puisi menangkap kemungkinan lain
dari cara memandang diri dan lingkungan luar dengan segenap perubahan dan pergeseran.

Mungkin puisi tidak mampu mengubah beberapa hal, tapi setidaknya puisi membantu alternatif persepsi,
dalam ranah akal atau rasa,
ranah seni bahasa ataupun alur logis.

Pun puisi tidak mewakili
suatu peradaban sepenuhya
tapi ia menjadi komposisi harmoni
dari siklus kehidupan:tarik menarik antara benar dan salah, adil dan zalim.

Puisi hanya setangkai daun kecil
di pohon besar pencarian
eksistensi, kebermaknaan, dan kumuliaan hidup yang layak diperjuangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline